MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, pada Juli 2019 lalu, menerima hibah dua Bus Damri dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. Sejauh ini, bagaimana eksistensi dua bus dengan trayek Mojoagung – Wonosalam ini?
Keberadaan bus mini ini, diharapkan menjadi moda transportasi bagi masyarakat yang hendak bepergian ke Wonosalam, salah satu kecamatan paling selatan di Kabupaten Jombang yang memiliki keindahan alam karena terletak di kaki Gunung Anjasmoro, serta beragam obyek wisata.
Atau sebaliknya, warga Wonosalam yang hendak bepergian ke luar kota, bisa transit kendaraan transportasi di sub terminal Mojoagung. Karena akses sub terminal ini sangat strategis, berada di pinggir jalan raya Surabaya – Madiun.
Dengan tarif Rp 5 ribu sekali jalan, bus tersebut memulai perjalanan dari sub terminal Mojoagung hingga finis di pasar Wage Wonosalam. Dua bus tersebut, masing-masing memiliki trayek sekali pemberangkatan dan kembali ke terminal Mojoagung.
Jadwalnya, perjalanan pertama pada pukul 07.00 WIB, dan kedua pukul 11.00 WIB. Sedangkan untuk perjalanan kembali menuju terminal Mojoagung, bergantung pada kondisi di Wonosalam. Yang pasti, bus tersebut kembali ke sub terminal Mojoagung untuk beropeasi esok hari.
“Dua bus dioperasikan dua sopir berbeda, sesuai jadwal yakni jam 7 pagi dan 11 siang. Mulai dari terminal Mojoagung,” kata Raffi, salah satu sopir bus Damri warga Kecamatan Perak, Jombang, Jumat (23/10/2020)
Namun, harapan itu rupanya tak sejalan dengan jumlah penumpang yang memanfaatkan moda transportasi ini. Mengingat, selama trayek Mojoagung – Wonosalam dibuka, bus ini sepi penumpang.
“Kalau soal penumpang ya begini, sepi. Kan bisa dilihat. Bus parkir dari tadi mendekati jam berangkat masih juga sepi,” katanya.
Ada atau tidak penumpang, kata Raffi, bus tetap wajib berangkat sesuai jadwal. “Ini tadi, bus yang baru datang dari Wonosalam, berangka dari Mojoagung membawa dua penumpang. Lalu balik ke sini bawa empat penumpang,” sambungnya.
Disinggung factor sepinya penumpang, Raffi mengatakan, jika semua itu kembali ke selera masyarakat berpergian antara Mojoagung – Wonosalam. “Kalau itu sih, sampai saat ini kebanyakan masyarakat lebih pilih naik motor sendiri,” jawabnya.
Raffi membeber, usulan masyarakat pengguna bus agar memindah parkirnya dari semula di sub terminal Mojoagung, ke Pasar Mojoagung. Alasan penumpang, kata Raffi, lebih efektif. Dan memang kebanyakan penumpang menggunakan bus tersebut, tujuannya ke Pasar Mojoagung.
“Itu ide dari penumpang yang biasa naik bus ini. Karena kalau mereka turun di terminal Mojoagung, harus nambah ongkos becak kalau ke pasar Mojoagung. Dan usulan mereka sudah kami sampaikan ke atasan kami.” Terangnya
Soal jalanan berkelok lantaran Wonosalam merupakan area pengunungan, Raffi mengaku selam ini tidak menjadi masalah. “Apalagi sudah ada pelebaran jalan. Kalau jalan yang rusak dikit-dikit, masih wajar,” pungkasnya