MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Akupunktur merupakan sistem pengobatan keseimbangan dalam tubuh yang sudah tersedia gelombang elektrik positif dan negatif melalui titik meridian (jaringan jalan energi yang tersebar dalam tubuh).
Aliran gelombang positif dan negatif dalam tubuh jika dirangsang dengan jarum melalui titik-titik akupunktur tersebut, akan menghantarkan keseimbangan (homeostasis) pada organ.
Sebelumnya, akupunktur tradisional telah dipraktikkan di Cina sejak lebih dari 4000 tahun lalu. Tahun 1970-an akupunktur medik mulai dikembangkan dan cukup populer di Amerika dan Eropa. Tahun 1991, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui akupunktur untuk diterapkan sebagai metode pengobatan dalam sistem kesehatan tiap negara anggota. Dan di Indonesia akupunktur juga sudah berkembang sejak tahun 1963.
Menurut Kepala Bidang Kestrad (Kesehatan Tradisional) Puskesmas Mojoagung, Sumantri, hasil dari akupuntur dapat meningkatkan hormon ke dalam tubuh sehingga tubuh kembali fresh, organ-organ di dalam tubuh semakin baik dan menghilangkan nyeri yang ada di bagian-bagian tubuh, yang dikeluhkan.
Dikatakannya, akupunktur sebagai pengobatan cukup penting, sebab dapat membantu menjaga keselarasan imun tubuh. Dengan syarat pengobatannya dilakukan secara rutin sehingga keseimbangan dalam tubuh tercapai, tidak mudah sakit dengan syarat pengobatan ditangani oleh SDM (sumber daya manusia) yang kompeten dan tepat.
Sumantri menegaskan, penyakit yang biasanya diobati dengan akupunktur yakni gangguan endokrin (penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh), hipertensi, stroke, diabetes, kolesterol, asamurat.
“Akupunktur dalam pengobatannya hanya satu seri atau 12 kali, dapat diambil maksimal 3 kali dalam satu minggu),” ujar Sumantri kepada KabarJombang.com, Rabu (26/8/2020).
Namun, dalam hal penanganan pengobatan akupunktur perlu menimbang dan melihat bagaimana kondisi imun seseorang. Jika imunnya kuat maka gelombang elektrik menuju keseimbangan dalam tubuh juga akan baik. Jadi tidak serta merta dilakukan pengobatan.
Ia juga mengatakan, sebelum dilakukan pengobatan akupuntur pasien terlebih dahulu harus melakukan pemeriksaan uji lab dan riwayat penyakit dari rekam medik, yang disesuaikan dengan sindrum akupunktur sehingga titik-titik dalam tubuh dapat ditentukan.
“Pemeriksaan akupunktur ini tidak menggunakan obat sama sekali, karena merupakan keterapian fisik dan berdiri sendiri, yang tidak lagi masuk pengobatan tradisional,” ungkapnya.
Dalam pengobatan akupunktur Sumantri mengaku sering mengobati pasien yang mengalami gangguan nyeri pinggang, yang disertai dengan nyeri hebat, dan butuh proses lama dalam penyembuhannya meskipun sudah minum obat dan hal tersebut bisa dilakukan dengan pengobatan akupunktur.
“Jenis akupuntur ada lima akupresur yakni pemijatan pada titik akupunktur, akupunktur dengan jarum, sumupunktur dengan laser, aqua akupunktur dengan disuntik, dan sonopunktur dengan gelombang ultra sound,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Sumantri, pengobatan akupunktur tidak memiliki efek samping secara signifikan jika dilakukan dengan SDM yang kompeten dan sesuai dengan keilmuannya.
Ia juga menyayangkan, jika masih ada tenaga-tenaga pengobatan akupunktur dengan cara kursus karena pendidikan formal akupunktur sudah dibuka di beberapa PT (perguruan tinggi) di Indonesia dan secara resmi pelaksanaan pengobatan harus memiliki STR, dan surat izin praktik.