JOMBANG, KabarJombang.com-Diskusi virtual menyambut masuknya mahasiswa baru (maba) Agustus – September 2020, menjadi ajang curahan hati (curhat) para petinggi kampus di Kabupaten Jombang, Kamis (25/6/2020).
Beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Kabupaten Jombang mengaku sudah mempersiapkan skema adaptasi, terlebih penyebaran Covid-19 di Kabupaten Jombang masih terus meningkat.
Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam (Kopertais) Wilayah 4 Surabaya, M Yunus Abu Bakar yang hadir dalam diskusi menyampaikan skema pembelajaran dan penerimaan maba diserahkan ke kampus masing-masing.
“Tanggung jawab pada masing-masing PT KIS (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta). Itu sebab kami tidak membuat aturan utuh, karena kami tahu jika kami terbitkan surat edaran perkuliahan menggunakan daring (dalam jaringan), bisa jadi masalah,” ucapnya.
Dikatakannya, ternyata kampus yang berbasis pendidikan pesantren mampu melakukan dengan baik tanpa ada ketakutan-ketakutan. Seperti contoh perkuliahan via daring.
“Kalau kampus dalam zona merah, akan menyulitkan jika pembelajaran tetap diselenggarakan secara tatap muka. Bisa jadi akan menimbulkan klaster baru jika tidak sesuai protokol. Semua kembali pada pimpinan PT KIS masing-masing,” jelasnya.
Perwakilan sivitas akademika Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Jombang, Dr Ahmad Syauqi mengungkap beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika pembelajaran kampus tetap berlangsung saat pandemi.
“Karena setiap kampus memiliki kemampuan sarana dan prasarana berbeda. Apalagi daring ini perlu satu kemampuan sisi keuangan yang serius, perlu kesiapan yang matang,” jelasnya.
Dirinya meyakini perguruan tinggi di Kabupaten Jombang yang rata-rata swasta punya kemampuan yang beragam.
“Kalau mahasiswanya banyak saya yakin punya kemampuan keuangan cukup untuk membangun jaringan itu tadi. Dan juga kurikulum yang tidak diseting dengan pembelajaran E-Learning / Online. Karena belum jelas sampai saat ini, baik dari pemerintah maupun kampus,” paparnya.
Ia juga menilai, kuliah daring belum bisa dilakukan efektif. “Sisi penilaian, masih kesulitan karena berbeda dengan perkuliahan tatap muka. Mana mahasiswa yang benar-benar menguasai materi, kalau kuliah lewat daring,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Dr Amir Maliki Abi Tholhah, mengatakan efek pandemi Covid-19 ini membuat semua struktur perkuliahan stagnan.
“Pandemi ini membuat semua stagnan. Adaptasi yang dilakukan tidak terstruktur. Di Undar sendiri pembelajaran daring sudah dilakukan,” katanya.
Daring ini menjadi rumit ketika dosen menjelaskan manual pembelajaran. Di sinilah mengapa kemudian proses perkuliahan berjalan semester genap perlu evaluasi terstruktur untuk perbaikan pada semester depan.
“Kita berusaha melakukan proses belajar dengan sebaik-baiknya, artinya direncakan baik dan tetap memperhatikan penanganan Covid 19 ini. Utamanya dengan menjelaskan manual pembelajaran,” imbuhnya.
Namun, Amir menyebut sisi lain dari efek Pandemi ini. Yakni membuat kampus dan seluruh sivitas akademika akrab dengan teknologi.
“Mengapa kemudian pandemi ini satu sisi musibah, di sisi lain memaksa kita semua di kampus untuk akrab dengan tekhnologi,” pungkasnya.
Diskusi virtual digelar PC PMII Jombang via aplikasi Zoom ini dihadiri selain Sekretaris wilayah 4 Kopertais Surabaya, M Yunus Abu Akbar, juga sejumlah perwakilan PT di Jombang.
Di antaranya Rektor Undar, Dr Amir Maliki Abi Thohlah, Wakil Rektor Bidang Keuangan Unipdu Jombang, Dr dr HM Zulfikar As’ad, Kaprodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP PGRI Jombang, Dr Ahmad Syauqi dan Anggota DPRD Jombang Komisi B, Subaidi Muchtar.