JOMBANG, KabarJombang.com – Harga bumbu dapur, utamanya bawang merah dan putih di pasar tradisional Kabupaten Jombang, mengalami naik turun dan susah diprediksi. Tidak ada yang tahu secara pasti penyebabnya. Namun dimungkinkan, akibat petani gagal panen.
Mukson, seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Peterongan membenarkan harga bawang merah dan putih, tidak menentu. Dia menyebut, fluktuasi harga ini terjadi, selain akibat efek pandemi Corona, juga diakibatkan petani gagal panen.
“Bawang merah sampai sekarang masih tinggi. Sebelum bulan puasa seharga Rp 45 ribu per kilogram. Harga sebelum puasa di kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu,” ucapnya, Selasa (9/6/2020).
Sedangkan harga bawang putih masih berkisar Rp 15 per kilogram, atau anjlok dari sebelumnya yang mencapai harga Rp 35 ribu per kilogramnya. “Bawang putih malah turun jauh, turun 100 persen,” terangnya.
Senada disampaikan Mukson, seorang pedagang bawang di Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang. Ia juga membenarkan harga bawang merah dan putih naik turun.
“Untuk bawang merah ukuran kecil sedang naik. Harga jualnya Rp 40 per kilogram, kalau sebelumnya kisaran Rp 20 ribu. Untuk ukuran besar harganya 45 ribu per kilogram, sebelumnya di kisaran Rp 30 ribu,” jelasnya.
Jika bawang merah naik, tidak demikian dengan harga bawang putih yang malah turun sejak tiga hari lalu. Dari harga sebelumnya kisaran Rp 30 – 35 ribu per kilogramnya, anjlok di kisaran Rp 15 ribu – 16 ribu per kilogram.
Kondisi ini, menurutnya, mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang didapatnya. Selain itu, pelanggannya juga dia rasakan menurun hingga 75 persen. “Ya berkurang, tidak menghitung tapi memang berkurang pelanggannya,” pungkasnya.