JOMBANG, KabarJombang.com – Refleksi peringatan hari lahir presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, digelar secara sederhana oleh Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Jombang. Hari kelahiran proklamator Indonesia yang biasa diperingati setiap tahun sebagai Bulan Bung Karno kali ini, mengusung tema semangat gotong royong dan perjuangan.
Refleksi yang bertempat di gedung DPC PDI -P perjuangan Jombang Jl. Brigjen Katamso, Pulo Lor, Kecamatan Jombang, selain dihadiri elit PDI Perjuangan Jombang, juga dihadiri Saderestuwati, anggora DPR RI Komisi V dan Wakil Bupati Jombang Sumrambah. Dalam pernyataan resminya, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Jombang, Bahana Bela Binanda, mengingatkan agar para kader mengingat kembali sejarah.
“Semua yang kita nikmati sekarang, melalui perjuangan, pengorbanan, kerja keras serta gotong royong. Ini yang harus bisa kita tumbuhkan dan rawat,” tandas Bela, sabtu (6/6/2020). Dijelaskan, konsep refleksi tahun ini dimulai dari biografi, sejarah perjuangan, karya-karya serta perjuangan Ir Soekarno dalam menggali Pancasila sebagai dasar negara.
Diceritakan dia, Bung karno lahir di Surabaya pada 6 juni 1901. Soekarno kecil, menurut catatan sejarah, lanjut Bela, pernah tinggal di Jombang bersama Ayahnya, Raden Soekemi yang kala itu berprofesi sebagai guru dan ditempatkan di Ploso.
Soekarno sendiri sebenarnya bernama Kusno. Namun karena kerap sakit, maka Kusno pun diganti Soekarno oleh kedua orang tuanya. “Dalam budaya kita (Jawa) jika ada anak sakit-sakitan namanya akan diganti. Dan beliau kemudian diberi nama Soekarno karena itu tadi (kerap sakit). Soe artinya baik dan karno, terinsipirasi dari tokoh pewayangan Adipati Karno yang merupakan putra sulung Pandawa,” cerita Bela.
Selain bercerita sejarah masa kecil Soekarno. Bela juga menceritakan sejarah perjuangan proklamator ini dalam menggali Pancasila sebagai dasar Negara. “Yang bisa diambil dari Bung Karno ialah perjuangan itu tidak mudah. Membutuhkan perjuangan, pengorbanan, kerja keras. Tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, wajib gotong royong,” ulas dia memungkasi.