JOMBANG, KabarJombang.com – Meski di masa darurat Covid-19, sejumlah perempuan berperan ganda, harus terus melakoni hidup sebagai ibu rumah tangga sekaligus membantu ekonomi keluarga. Seperti dialami Mita (37), warga Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabuaten Jombang.
Tanpa kenal kata menyerah, ibu dua anak ini harus keluar rumah mengais rezeki berjualan kerupuk demi memenuhi kebutuhan dirinya dan kedua anaknya. Sementara penghasilan suaminya, tak bisa diandalkan. Dia keluar rumah, seolah tak peduli bahaya virus mematikan itu mengancamnya.
Baginya, virus itu sama bahayanya saat RA Kartini menghadapi koloni penjajah. Dan paling penting bagi Mita, kedua anaknya yang masih berusia 8 dan 9 tahun, bisa tersenyum saat dirinya pulang membawa uang, meski jumlahnya tidak banyak.
Berbekal sepeda pancal, puluhan bungkus kerupuk dagangannya dibawanya menyusuri jalanan besar hingga ‘jalan tikus’ sekalipun. Berharap, ada warga sekitar jalan yang dilewatinya membeli kerupuk yang semuanya dikaitkan pada stir sepeda anginnya itu.
“Ya kerepotan juga bawanya ketika kerupuknya masih banyak. Tapi nggak apa, namanya juga usaha. Nanti kalau sudah laku dan tinggal sedikit, sudah nggak repot lagi menyetir sepeda,” katanya, saat ditemui usai menerima bantuan sembako di halaman kantor Partai Golkar Jombang, Selasa (21/4/2020).
Selama masa darurat Covid-19 diberlakukan di Jombang, penghasilan Mita ikutan anjlok. Pesanan krupuk yang biasanya mengalir, tiba-tiba berhenti. Sebelum Corona mewabah, Mita masih mampu meraup untung hingga Rp 50 ribu per hari.
“Sempat gagap, tapi ini harus saya jalani. Meski untungnya antara 10 ribu hingga 30 ribu. Demi anak-anak,” kata Mita.
Dia mengaku berjualan kerupuk untuk membantu ekonomi keluarga, lantaran suaminya bekerja sebagai kuli bangunan yang penghasilannya tidak menentu. Ketika pemberlakuan masa darurat Covid-19, dia tetap saja keluar rumah dan berkeliling berjualan kerupuk.
Mita mengatakan, dirinya keluar rumah bukan semata-mata tidak mematuhi aturan pemerintah di masa pandemi Covid-19. Namun, karena keadaan-lah yang mengharuskannya mencari penghasilan.
“Apalagi kondisinya seperti ini, tenaga suami sebagai kuli bangunan belum ada yang membutuhkan. Jadi mau tidak mau saya harus keluar rumah mencari rezeki, membantu suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” imbuhnya.
Disinggung soal bantuan, Mita mengaku belum mendapat bantuan apapun dari pihak manapun. Dia mengatakan, baru hari ini dia menerima bantuan sembako.
“Saya belum mendapat bantuan dari pemerintah, jadi saya harus tetap berjualan. Hari ini, saya sangat beruntung mendapatkan paket sembako. Ini sangat bermanfaat bagi kami. Alhamdulillah, ini untuk anak-anak saya di rumah,” pungkasnya.