DIWEK, KabarJombang.com – Hari ketiga even Gelar Potensi Jombang (GPJ) 2019 di area terminal wisata religi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, dikunjungi Anggota DPRD Jombang dari Fraksi PPP, Junita Erma Zakiyah, Jumat (27/9/2019) sore.
Kunjungan ini menjadi unik, lantaran Mbak Ita didampingi sejumlah konstituen yang berasal dari Dapil Jombang 2. Mengingat, Mbak Ita merupakan salah satu wakil rakyat yang terpilih di dapil tersebut, meliputi Kecamatan Diwek, Jogoroto, dan Sumobito.
Sejumlah stan pada event bagian dari Bulan Berkunjung Jombang selama September 2019 ini, dikunjungi Mbak Ita. Tak jarang, dia rela berlama-lama di beberapa stan untuk berbincang terkait produk yang dipamerkan.
Seperti di stan komunitas Bank Sampah Jombang yang memamerkan beragam kreasi cantik sekaligus unik, hanya dengan memanfaatkan limbah atau sampah. Di stan binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang ini, Mbak Ita mengamati satu persatu produk kreasi tersebut. Diantaranya dompet, tas, manik-manik, serta assesoris lainnya.
“Kami sengaja datang ke stan-stan, untuk melihat apa saja yang diperkenalkan di GPJ 2019. Rupanya, ada banyak beragam produk inovatif hasil kerajinan tangan. Uniknya, bahan baku yang dipakai dari sampah, terutama sampah plastik dan kain. Ini patut dikembangkan,” ungkap Mbak Ita.
Di stan ini, Mbak Ita menyempatkan berdialog dengan salah satu penggiat komunitas tersebut. Menurutnya, pemanfaatan sampah tersebut, selain wujud nyata kepedulian lingkungan, juga bisa menjadi produk kreatif yang memiliki daya jual.
“Tadi kita juga sempat menanyakan soal pelatihan terkait ini. Kita juga ingin, pengembangan itu bisa melalui pelatihan kepada ibu-ibu di wilayah kami,” papar Anggota Bapemperda dan Banggar DPRD Jombang ini.
Satu lagi stan yang menarik minat Anggota DPRD berlama-lama berbincang dan mengamati industri kreatif. Yakni di stan Ringin Contong Craft (RCC) yang memamerkan kerajinan bunga dan bros berbahan baku klobot jagung.
“Selama masih klobot, barang tersebut seolah-olah tidak ada harganya. Pun ada harganya juga tidak tinggi. Namun, berkat sentuhan tangan kreatif, klobot jagung ini bisa jadi barang cantik dan bernilai rupiah tinggi,” ujarnya.
Di stan ini, Mbak Ita mengingatkan kepada rombongan, agar tidak memandang sesuatu yang remeh, tetap menjadi remeh. “Ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar mampu menciptakan sesuatu yang bernilai dari barang yang sebelumnya dinilai remeh. Salah satunya, memompa daya kreatifitas kita masing-masing,” ungkapnya.
Di akhir kunjungannya, Mbak Ita mengatakan, jika GPJ 2019 yang digelar sejak Rabu (25/9/2019) hingga Minggu (29/9) ini, patut ditradisikan. Menurutnya, pameran bukan sekedar ajang berjualan saja. Tapi, bisa menjadi menambah jaringan antara pelaku pameran dengan pengunjung.
“Lebih lagi, bisa menjadi motivasi baru bagi penggiat, untuk menciptakan sesuatu atau ide baru, unik, dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkas Mbak Ita.
Sementara Ana, ketua klaster kerajinan RCC mengatakan, pembuatan bros dan bunga berbahan klobot jagung ini, bermula dari usaha yang coba-coba alias trial and error. Saat itu, katanya, dirinya menemui banyak klobot jagung, namun dibiarkan begitu saja.
“Untuk proses pembuatannya, tergantung mood pembuatnya. Kita tidak bisa mematok berapa hari proses pembuatannya hingga jadi. Kita harus membentuk dulu seperti daunnya, untuk bunganya. Kemudian pewarnaan, dan selanjutnya merangkai,” tuturnya.
Soal omzet, Ana mengaku, tidak pasti. Dirinya mengatakan, jika produk kreasinya itu sudah merambah ke kota-kota di luar Jombang. Pasalnya, model pemasarannya melalui online. “Paling banyak, saat momen hajatan. Biasanya, kreasi kami ini digunakan sebagai souvenir,” kata Ana.
Jurnalis: Nur
Editor: Arief Anas