JOMBANG, KabarJombang.com – Kentalnya nilai sejarah serta keindahan alam di sekitar makam Mbah Sayyid Ismail, Janti, Jogoroto, Jombang, kini semakin memikat dengan hadirnya Taman Warisan Si Mbah.
Berkat kolaborasi antara Pemerintah Desa (Pemdes) Janti, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan masyarakat setempat yang dibina oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jombang. Tempat ini tidak hanya menjadi tujuan ziarah, tetapi juga pusat kuliner, cafe, taman, wisata edukasi serta potensi ekonomi baru.
Lewat acara Ngopi Bareng yang diinisiasi oleh Pokdarwis Lukoyanti pada Rabu malam (3/7/2024) tempat ini disosialisasikan dan dipromosikan supaya masyarakat luas bisa tahu, bahwa di desa Janti, Jogoroto ini selain ada wisata religi makam Mbah Sayyid Ismail juga ada tempat wisata Warisan Si Mbah
Perlu diketahui Taman Warisan Si Mbah ini merupakan taman yang diinisiasi oleh Pemdes Janti beserta Pokdarwis Lukoyanti yang diperuntukan agar masyarakat bisa memiliki tempat bersantai di sekitar komplek wisata religi makam Mbah Sayyid Ismail.
“Pokdarwis ini merupakan perkembangan dari wisata religi makam Mbah Sayyid Ismail, Tokoh tersebut merupakan waliyullah pengawal Putri Campa dari kerajaan Brawijaya 5. Selama ini makam tersebut kurang dikenal di daerah Jombang dan kalah ramai dengan wisata religi lainya, seperti Makam Gus Dur, Makam Mbah Sayyid Sulaiman, dan wisata-wisata relegi y di Jombang lainya,” ujar Najibudin selaku Ketua Pokdarwis Lukoyanti.
lebih lanjut Ia mengungkapkan tentang potensi tempat ini, kalau di lihat dari sebelah timur makam Mbah Sayyid Ismail, ada suatu lahan hijau yang dimanfaatkan untuk taman ini. Sehingga nanti rencana kedepan wisatawan yang berziarah ke makam ini bisa lebih ramai lagi.
“Kemudian nantinya disini juga akan dibuka UMKM yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Harapanya nanti akan terwujud kesinambungan antara wisata religi, wisata edukasi, serta wisata kuliner,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya Warisan Si Mbah ini nanti manfaatnya bisa meningkatkan jumlah wisatawan di makam religi Mbah Sayyid Ismail. Menurutnya keterlibatan masyarakat di desa ini juga sangat tinggi, terbukti semenjak tempat ini dibuka banyak orang yang ingin berjualan disini.
“Kami juga mempunyai rencana jangka panjang, yakni dengan mengadakan ruang terbuka hijau yang terkoneksi dengan wisata religi. Ini kedepan kalau sudah siap semuanya maka nanti wisatawan dari Makam Mbah Sayyid Ismail ini akan kita tarik ke tempat ini untuk sekedar beristirahat atau mencicipi kuliner yang ada,” ucapnya.
Kepala Desa Janti, Musta’in, mengatakan, adanya pokdarwis ini karena di desa Janti ada wisata religi yakni Makam Mbah Sayyid Ismail. Yang dikembangkan dengan membuat Taman Warisan Si Mbah dan membentuk Pokdarwis untuk pengembangan awal.
“Nanti kedepanya akan ada lapak-lapak UMKM dan kita akan terus berinovasi untuk pengembangan desa wisata yang ada di desa Janti Ini. Dengan semangat dan dukungan penuh dari Bumdes serta Pemdes, karena kolaborasi ini masih awal. Dengan adanya pertemuan ini kedepan kami berharap tempat ini menjadi lebih berkembang dan semakin viral,” jelasnya.
Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Ali Arifin menyampaikan kebangganya serta apresiasinya. Karena hal ini dimulai dari 6 bulan yang lalu ketika pihaknya hadir di Balai Desa Janti untuk memberikan motivasi kepada warga desa terutama para pemuda. Tentang bagaimana menggerakan serta menciptakan lapangan kerja baru berupa destinasi desa wisata.
“Alhamdulillah selama ini dari sekian banyak desa se Kabupaten Jombang yang telah dilakukan pembinaan oleh Disporapar dalam hal ini bidang pariwisata. Yang langsung action cepat adalah desa Janti, Jogoroto,” sahutnya, yang diikuti tepuk tangan dari masyarakat serta tamu undangan yang hadir.
Ia berpesan, dalam membangun sebuah desa pariwisata lebih muda daripada merawat. Supaya ini bisa terus exsis orang yang datang ke tempat ini harus dapat pesan atau cerita. Ia mencontohkan misalkan seperti tempat bermain anak-anak sehingga ketika anak-anak datang orang tua otomatis ikut datang.
“Selain tempat bermain juga bisa menciptakan kuliner yang unik, misalkan karena tempatnya ini di tengah sawah bisa membuat caffee polo pendem, jamu tradisional dan lain sebagainya yang jarang ditemui,” tutur Ali Arifin.
“Kemudian hiburan, tidak harus yang modern, justru alat-alat tradisional yang membawa daya tarik malah lebih bagus seperti patrol, gamelan, dan lain sebagainya. Selanjutnya yang harus ada yakni belanja, misalnya kain, produk-produk asli desa, aksesoris dan lain sebagainya. Jadi kalau wisatawan kesini supaya tujuanya tidak hanya satu arah,” tambahnya.
Kemudian ia menyarankan, tempat ini bisa juga dibuat wisata edukatif, karena itu bisa menarik orang untuk datang. Ia mencontohkan misalkan disini dibuat pelatihan memasak, pelatihan membuat kerajinan tangan, dan sebagainya. Proses tersebut yang bisa menjadi daya tarik termasuk tontonan serta edukasi. Kemudian produk hasil pelatihan tersebut bisa dijual
“Artinya Pemdes dan pokdarwis, serta masyarakat desa sini harus bisa terus berinovasi dan kompak. Siapa lagi kalau bukan kita, kalau bukan orang Janti sendiri siapa yang memajukan maka di mulai dari kita sendiri. Kalau nanti ramai dan viral di media pengunjung yang akan datang jadi banyak,” pungkasnya.