Bentuk Rasa Syukur Para Petani Salak di Wonosalam Jombang, 2.025 Kilogram Salak Pondo Diarak dan Dibagikan Gratis

Foto: Arakan Tumpeng hasil bumi yang terdapat di dalam acara bancakan salak di Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam. (Wahyu/KabarJombang).
  • Whatsapp

WONOSALAM, KabarJombang.com – Sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil panen salak, petani Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang menggelar bancaan salak, Minggu (1/6) sore.

Gebyar Potensi Desa Galengdowo Wonosalam bertajuk bancakan salak berjalan meriah dan sukses pada, Minggu sore kemarin (1/6).

Baca Juga

Sebanyak 2.025 Kilogram disiapkan oleh para petani, untuk dibagikan kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut. Sebelum dibagikan, ribuan kilogram buah salak tersebut diarak di sepanjang jalan Desa Galengdowo.

Ribuan warga yang hadir tampak larut dalam kemeriahan merayakan pawai arakan salak. Mereka menantikan pembagian salak secara gratis yang dibagikan lewat mobil pickup dengan membawa ribuan kilogram salak.

Wartomo, Kepala Desa Galengdowo menjelaskan acara ini sebagai bentuk rasa syukur para petani salak pondo dan warga Galengdowo atas kelimpahan rezeki yang diberikan Allah. Mulai dari kondisi tanah yang subur hingga hasil bumi yang melimpah.

“Acara ini bentuk rasa syukur kami sebagai warga Galengdowo yang sudah diberikan banyak rezeki dari Allah. Mulai dari sumber daya alam yang melimpah, hingga keberhasilan para petani dalam berusaha merawat tanamannya. Bancakan salak ini sebagai bentuk kami untuk turut membagikan keberkahan dan kesenangan dengan cara memberikan salak pondo gratis kepada masyarakat yang hadir,” jelasnya.

Ia menjelaskan latar belakang terbentuknya acara bancakan salak yang diselenggarakan secara rutinan tiap tahunnya, tidak lepas dari usahanya untuk memajukan dan membranding potensi desa Galengdowo.

“Latarbelakang terbentuknya acara ini ketika saya berusaha mencari potensi Desa Galengdowo pada tahun 2015. Potensi awal yang ada yakni sumber daya alam (SDA) berupa air terjun pengajaran atau air terjun tretes. Namun, dari sisi lain seperti perkebunan perlu diperhatikan sebagai salah satu identitas dan potensi desa. Saya melihat banyak para warga yang berprofesi sebagai petani salak, sehingga saya terinspirasi dari kenduren duren Wonosalam untuk diadopsi di Desa Galengdowo menjadi acara semacam itu. Akhirnya tercetuslah bancakan salak,” ujar Wartomo.

Selain bentuk rasa syukur, acara bancakan salak juga menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Wonosalam. Bancakan salak menjadi ikon wisata Desa Galengdowo, sehingga mampu memikat para wisatawan atau masyarakat di luar Wonosalam.

“Acara bancakan salak ini selain menjadi bentuk rasa syukur, acara tersebut menjadi salah satu ikon wisata di Wonosalam, khusunya di Desa Galengdowo. Banyaknya festival semacam ini secara tidak langsung akan menarik masyarakat diluar Wonosalam bahkan di luar Jombang untuk menghadiri dan mengetahui bahwa potensi-potensi wisata serta potensi pertanian buah ada banyak di Wonosalam Jombang. Maka potensi perekonomian masyarakat dan perekonomian daerah turut meningkatkan,”ucap Wartomo.

Keseruan acara bancakan salak di Desa Galengdowo dimeriahkan dengan arakan 20 tumpeng buah salak dengan buah atau hasil bumi lainnya. Terdapat arakan pawai budaya dan penampilan sound yang dikolaborasikan dengan budaya tradisional. Acara tersebut berlangsung hingga pukul 23.00 WIB.

“Total terdapat 20 tumpeng yang diarak dari lapangan reformasi Pengajaran sampai ke Dusun Pelumpung kurang lebih 3,5 Kilo. Acara bancakan salak juga dimeriahkan dengan parade pawai budaya dan penampilan sound, saya menyebutnya penampilan sound hore bukan horeg,” pungkas Wartomo.

Total petani salak yang terdapat di Desa Galengdowo kecamatan Wonosalam kurang lebih 150 sampai 175. Ditambah dengan Luas lahan pertanian salak kurang lebih 20 sampai 25 hektar.

Berita Terkait