Dalam festival layang-layang tersebut diikuti oleh berbagai komunitas dan peminat layangan dari berbagai daerah, untuk turut serta dalam kegaiatan tersebut. Termasuk layangan dengan panjang seratusan meter menghiasi langit mendung tepatnya di Jalan Raya Ngoro-Bareng, Bareng, Jombang.
“Kegiatan ini meneruskan yang dari dulu ada setiap tahun agar tidak pudar, uri-uri budaya lokal setelah panen dengan menerbangkan layangan ulur-ulur,” ungkap Ketua Panitia kopdar Layang-layang, Hero Lutfi Herlambang, Minggu (17/10/2021).
Beberapa jenis laga layangan dipertontonkan pada kegiatan tersebut yang pesertanya tidak hanya dari wilayah Jombang, namun juga diikuti peserta di luar Jombang.
“Jenis penilaian layangan ada teknik ulur, teknik bebas, eksibisi layangan biasa. Pesertanya ada yang dari Jawa timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. Dan ini semuanya laga sambitan dengan berbagai teknik. Untuk memeriahkan ada layangan naga dari Kabupaten Jombang, Mojokerto,”ungkapnya.
Sementara itu salah satu peserta pemilik layangan naga, Agung Darsono warga Kecamatan Jombang mengaku membutuhkan waktu persiapan sekitar satu bulan untuk berlaga dalam festival tersebut.
“Untuk persiapan ini sekitar satu bulanan, dan memang sering ikut acara seperti ini meski masih di level Kabupaten saja,” katanya.
Dengan layangan naga yang dimiliki dengan panjang sekitar 120 meter ini haris dikendalikan oleh beberapa orang agar dapat terbang dengan stabil.
“Untuk menerbangkan layangan ini butuh minimal 5 orang, itu minimal. Kalau kesulitannya untuk terbang kalau susah angin, karena kan panjang butuh angin yang cukup besar,” pungkasnya.
Pantauan KabarJombang.com di lapangan terlihat ratusan orang, anak kecil, remaja, dan muda mudi telah berkumpul di sebuah persawahan pasca panen padi dengan peserta layangan berbagai macam ukuran dan bentuk. Mulai dari layangan aduan, gapangan, suwangan, serta layangan naga yang memadati langit mendung di tempat tersebut.