TEMBELANG, KabarJombang.com – Menyampaikan undangan (ulem-ulem) hajatan ke tetangga, kerabat dan handai taulan, sepertinya mafhum dilakukan bagi si empunya hajatan. Apalagi saat ini, yang dimudahkan dengan smartphone atau ponsel pintar. Hanya hitungan menit saja, informasi hajatan akan tersebar dengan klik sana-sini.
Namun, ada yang unik di Dusun Mojo, Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Si empunya hajatan, keliling ke tetangga menginformasikan tanggal pelaksanaannya, bukan menyerahkan undangan kertas. Tapi, berbagi sebatang rokok, khusus kepada calon tamu undangan laki-laki.
Rokoknya bukan rokok biasa saja, namun dipercaya memiliki kekuatan magis. Sebatang rokok itu, merupakan simbol agar si penerima bersedia hadir saat hajatan berlangsung. Selain itu, terbersit makna guyub rukun. Tradisi ini, sudah dilaksanakan warga Dusun Mojo turun temurun. Baik pada hajatan kenduri, walimatul khitan, maupun walimatul ursy (resepsi pernikahan).
“Dari dulu memang orang sini begitu, kalau undang-undang (ulem-ulem) hajatan ya begitu ke tamu laki-laki,” tutur Toni (47) salah satu warga Dusun Mojo, usai menerima sebatang rokok undangan tersebut, kepada KabarJombang.com, Jumat (27/11/2020).
Si pemberi rokok tersebut, adalah pemuda yang ditugasi khusus oleh pemilik hajatan. Ia membawa beberapa bungkus rokok disimpan dalam tas yang dijinjing di lengannya. Kepada tetangga laki-laki yang hendak diundang, ia menyodorkan sebatang rokok. Seraya menyebut hari umum dan pasaran, waktu dan tempat hajatan.
“Diaturi undangan ten Bapak A, dinten Minggu Wage tanggal 29 November 2020,” ucapnya berbahasa Jawa kepada calon tamu undangan, saat rokok itu berpindah tangan.
Toni, yang saat itu menerima rokok undangan langsung manggut-manggut, memahami apa yang dituturkan pemuda penyampai pesan atau undangan. Menurut Toni, rokok memiliki daya magis ini, sebagai pendorong agar penerimanya bersedia datang pada acara pemilik hajatan.
“Ya nggak tahu kenapa harus begitu. Rokoknya bukan rokok biasa. Ada isian doa-doa dari orang pinter (tetua)-nya pemilik hajatan. Katanya sih biar semua yang diundang biar datang semua,” jelasnya.
Toni mengaku tidak tahu pasti, tradisi itu ada sejak kapan. Dikatakannya, saat dia masih kecil dan kakek neneknya masih hidup, tradisi menyampaikan undangan dengan media rokok sudah ada.
“Saat kakek nenek saya, tradisi ini sudah ada. Mungkin sebelum itu juga sudah ada. Kalau undangan hajatan untuk tamu laki-laki, tidak pakai kertas undangan seperti umumnya. Tapi dengan rokok ini,” ungkap Toni, sembari menyulut rokok yang diterimanya itu.
Disinggung rokok undangan yang disebar memiliki kekuatan magis, ia juga tidak mengetahui secara pasti apakah semua warga Dusun Mojo menggunakannya atau tidak. Yang pasti, lanjutnya dia, Toni sempat mengetahui rokok tersebut diserahkan ke orang pintar (tetua), sebelum disebar.
“Kurang tahu juga saya pas sebar rokok undangan gini ada yang nggak pakai doa. Kalau setahu saya, sebelum disebar, rokoknya sudah dibawa ke orang pinter untuk didoakan,” tutupnya.