JOMBANG, KabarJombang.com – Tradisi Patrol Keliling membangunkan warga untuk santap sahur di setiap bulan Ramadhan, terasa tidak asing lagi bagi umat Islam di Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah pedesaan.
Menurut Seger (59) pria paruh baya asal Ngudirejo membandingkan, jika dahulu tradisi patrol keliling, warga masyarakat muslim terutama kalangan anak-anak muda, mereka berjalan berkeliling sambil memainkan musik tradisional semisal kentongan, beduk dan alat musik tradisional lainnya.
“Tim patrol dulu berkeliling kampung dengan membunyikan alat musik yang beragam tersebut. Seperti kentongan dari bambu, galon air minum, gendang buatan dari kaleng, jerigen, dan lain-lain. Seraya bersahut-sahutan, mereka pun berteriak, ‘Sahur, sahuurrr’ dengan nada yang seragam,” Jelasnya saat diminta keterangan, Kamis (7/4/2022).
Seiring perkembangan zaman, kini hal tersebut jarang sekali terlihat, bahkan bisa di katakan hampir punah. Patrol keliling saat ini lebih banyak dengan membunyikan Music Audio Sound System dan dimuat dengan truk.
“Seperti yang terlihat suasana bulan Ramadhan kali ini, menjelang tengah malam (pukul 24.00 – 03.30) jalanan di Pedesaan, hampir semuanya yang patrol membunyikan music audio sound system layaknya sebuah desa yang sedang berpesta,” bebernya.
Sementara Anika (40) pemilik Sound System yang dibuat keliling untuk membangunkan sahur warga mengatakan, jika dirinya hanya memfasilitasi anak-anak remaja yang hendak membangunkan sahur para warga.
“Saya hanya memfasilitasi alat musik audio sound system yang diletakkan di atas kendaraan berjalan mengelilingi Desa-desa, sesekali mereka sambil mengucapkan kata-kata Sahur ..sahur…sahur..menggunakan pengeras suara, mereka berteriak berulang-ulang untuk membangunkan warga,” jelasnya.
Bukan hanya sound system saja, terlihat beberapa kendaraan truk bermuatan Sound System lainnya yang dibentuk mirip sebuah panggung musik berlalu-lalang di jalan-jalan dengan hiasan lampu disco berwarna-warni, yang semakin malam tampak semakin semarak.
“Senang kadang-kadang anak-anak bangun duluan (sekitar pukul 2.00 wib) kadang melihat ke jalan dulu sebelum jam Sahur, Pemandangan ini hampir setiap malam terlihat, hanya saja yang turun jalan beberapa pemuda saja tidak seperti tahun-tahun dulu,” ungkapnya.
Walaupun membangunkan hanya membunyikan sound system, fenomena tersebut bagi warga sekitar tidak merasa terganggu dengan aktivitas ini. Bahkan mereka merasa tertolong, sehingga saat melakukan santap sahur selalu tepat waktu.
“Gak apa-apa lah, kami tidak merasa terganggu kok, lagian tradisi seperti ini hanya setahun sekali, yang penting niatnya mereka membangunkan warga yang akan santap Sahur dan juga sambil menjaga keamanan lingkungan,” pungkasnya.