JOGOROTO, KabarJombang.com – Lama tak terdengar, Situs Mbah Blawu Desa sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang dikabarkan akan kembali diekskavasi.
Dalam waktu dekat proses ekskavasi akan dilanjutkan kembali. Meskipun kabar baik tersebut sudah tersiar. Namun proses ekskavasi lanjutan ini masih terhambat.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang mengatakan, hambatan yang membuat Situs Mbah Blawu belum lagi di ekskavasi.
Kepala Disdikbud Jombang, Senen, menyebut memang adanya limbah B3 di sekitar area Situs Mbah Blawu menjadi penghambat proses ekskavasi. Sebab itu, untuk mempercepat proses ekskavasi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang.
“Belum dilakukan ekskavasi karena masih ada limbah B3 di sekitar lokasi. Apalagi, dalam waktu dekat memang akan dilakukan ekskavasi di sisi barat dan timur situs. Di lokasi itu limbah B3 menumpuk,” ucapnya, Selasa (5/9/2023).
Untuk kembali melanjutkan aktivitas ekskavasi, menurutnya, limbah B3 terlebih dahulu harus dipindahkan agar mempermudah tim untuk menggali bagian yang disasar.
Sebagai informasi, proses ekskavasi tahap pertama situs Blawu ini sendiri telah dilakukan sebelumnya dari tanggal 19 sampai 24 September 2022. Kemudian kembali dilanjutkan di pertengahan bulan Oktober tahun 2022.
Ekskavasi Situs Mbah Blawu di Desa Sukosari, Jogoroto, Jombang jadi prioritas utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang guna selamatkan situs dari limbah B3.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, Dian Yunita Sari.
“Sekitar area ini juga terdapat limbah B3. Jadi kalau tidak menampakkan, masyarakat tidak akan menjaga struktur bangunan ini. Harapannya dengan adanya proses ekskavasi ini, dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga segera memindahkan limbah-limbah ini,” ucapnya.
Pasca ekskavasi ini, pihaknya akan menyiapkan Juru pelihara (Jupel) situs yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan situs. Sementara itu, untuk bentuk perlindungan situs pasca ekskavasi situs Mbah Blawu ini, pihaknya menyebut masih harus menunggu hasil kajian dari pihak BPK Jatim.
“Yang jelas kita akan menunjuk Jupel untuk menjaga situs sebagai cagar budaya dan juga kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak DLH terkait limbah B3 yang ada di sekitar area situs,” ungkapnya.
Hal itu dilakukan bertujuan, agar situs lebih aman. Terlebih ia mempertegas bahwa di sekitar area situs juga terdapat limbah B3.
“Supaya situs minimal aman dulu, jadi limbah terjauhkan dari lokasi situs. Sementara untuk langkah pertama ini, minimal kita mengamankan situs dulu. Karena terus terang kita sangat khawatir karena di sekitar situ ini ada limbahnya,” ujarnya.