JOMBANG, KabarJombang.com – “Hompimpa alaium gambreng” teriak suara anak-anak, yang sudah jarang terdengar akhir-akhir ini. Jujur, kapan terakhir anda mendengar suara tersebut?. Ya.. di tengah dunia gadget yang menguasai anak-anak, kita sudah jarang mendengar mantra sakti tersebut.
Suara tersebut bisanya diucapkan oleh anak-anak ketika memulai sebuah permainan tradisional. Bicara tentang dunia anak, tidak lepas dari yang namanya permainan dan bersenang-senang.
Libur sekolah saat ini masih berlangsung, momen yang menyenangkan bagi anak-anak.
Supaya waktu liburan menjadi berkesan, pada hari Kamis pagi (28/12/2023), bertempat di halaman depan dan belakang rumah warga yang masih asri dan tradisional, Jl. Ki Hajar Dewantara, Jombatan, Jombang.
Anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Rumah Merdeka, dikenalkan sekaligus diajak untuk bermain permainan tradisional, yang sekarang sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan.
“Berawal dari ide salah satu pegiat fotografi yang ingin memotret tema permainan tradisional, saya mencoba merealisasikan ide pegiat fotografi tersebut. Kemudian langsung saya share di grup whatsapp dan mendapat tanggapan luar biasa dari anak-anak maupun orangtuanya,” ujar M Alfan Suri, pendiri Rumah Merdeka.
“Setelah pengumuman di grub whatsapp tersebut besok paginya anak-anak datang ke lokasi dengan diantar oleh orang tuanya masing-masing dengan memakai pakaian yang sudah ditentukan. Sudah saya siapkan alat-alat permainan tradisional dan juga properti-properti yang mendukung,” lanjutnya.
Dalam permainan tradisional tersebut menyadarkan pada kita semua bahwa anak zaman sekarang ternyata banyak yang tidak mengetahui, bahkan asing dengan yang namanya, cublak cublak suweng, ontong ontong bolong, engklek, sepak tekong, patel lele, dan sebagainya.
Anak-anak tersebut terlihat sangat asyik sekali dan menikmati berbagai macam permainan tradisional yang disuguhkan. Selain bermain ternyata mereka juga belajar bahwa ternyata ada permainan yang sangat seru untuk dimainkan bersama teman-teman selain game online.
“Di momen ini kita juga mencoba untuk mengenalkan macam-macam permainan tradisional yang sangat banyak jumlahnya. Sekaligus mengedukasi anak-anak mengenai bagaimana cara bermainya, peraturannya, peralatannya, cara buatnya seperti apa, sampai cara untuk memenangkan permainannya. Sehingga anak-anak jadi tau dan bisa dipraktekkan di tempatnya masing-masing,” ujar pria yang sering dipanggil Alfan Tomim tersebut.
Dengan begitu rasa risaunya selama ini, karena permainan tradisional mulai dilupakan oleh anak zaman sekarang sudah sedikit terobati. Karena bisa menyuguhkan kembali sekaligus menularkan permainan-permainan yang selalu ia mainkan pada zaman kanak-kanak dulu.
Karena ide awalnya adalah untuk keperluan fotografi, tak lupa Alfan Tomim juga mengajak beberapa pegiat fotografi untuk mengabadikan momen tersebut dalam bentuk karya foto.
Ismail salah satu pegiat fotografi yang juga ikut dalam acara tersebut mengatakan, dirinya sangat bersemangat untuk mengabadikan setiap momen tersebut. Banyak momen yang tertangkap oleh jepretan kamera Ismail dengan sangat mempesona dan menggoda jiwa.
“Kebetulan saya suka dengan dunia fotografi dari kecil, Saya juga yang awalnya punya ide untuk memotret anak-anak yang sedang memainkan beberapa permainan tradisional. Lalu setelah ide tersebut saya sampaikan kepada Mas Alfan, besoknya langsung terealisasi. Saya senang sekali bisa mengabadikan momen yang akhir-akhir ini jarang dijumpai,” ucapnya
“Dari hasil foto ini nantinya akan saya jadikan sebagai portofolio dan rencana kedepan akan saya ikutkan dalam acara pameran fotografi,” ungkapnya dengan sangat antusias.
Rafly salah satu anak yang ikut bermain mengatakan, dirinya bosen mengisi waktu liburan dengan main handphone terus. Ia terlihat sangat bersemangat dan antusias untuk memainkan permainan-permainan yang asing di benaknya. Walaupun banyak yang tidak ia ketahui tapi hal tersebut sangat membuat dirinya terhibur dan sejenak lupa dengan dunia gadgetnya. (Kevin Nizar)
