Sarasehan Sastrawan Jombang : Memaknai Sastra Sebagai Nilai Tawar dalam Hidup

foto : sarasehan sastrawan Kombang di Kwaron Diwek. (Anggit Pujie Widodo)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Memaknai peran sastra sebagai nilai tawar lebih dalam hidup, jadi bahasan menarik Sarasehan Sastrawan Jombang.

Sarasehan Sastrawan Jombang ini digelar dalam rangka Tasyakuran Peringatan Resolusi Jihad, bertempat di Ruang Teaterikal Terbuka Griya Kwaron, Diwek, Jombang, Jumat (27/10/2023).

Dua pemantik yang memberikan sudut pandangnya soal sastra dalam agenda kali ini yakni Gus Binhad Nurrohmat, sastrawan Jombang dan Pengasuh di salah satu Asrama di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang.

Dan pemantik kedua yakni Dosen Sastra Indonesia STKIP Jombang, Anton Wahyudi. Gus Binhad Nurrohmat, Sastrawan Jombang, mengatakan bahwa sastra ini sangat penting. Tapi, kadang kala kita melihat sastra terlalu formal. Sehingga, seakan-akan jika sastra terhapus dari sekolah, maka sastra juga ikut terhapus.

“Setiap hari kita bersastra, menulis status Facebook, WhatsApp itu juga sastra kok. Jadi kita itu sebenarnya sudah lulus semua belajar sastra. Secara formal, memang ada kebijakan yang seolah-olah meminggirkan,” ucapnya.

“Tapi dari situ kita juga harus paham bahwa sastra itu dunia yang kecil. Jangan membandingkan sastra dengan sinetron maupun sepakbola yang begitu luas cakupannya dan semua orang pasti menikmati,” katanya lebih lanjut.

Ia sendiri mengaku bersyukur, bahwa sastra di Indonesia sudah luar biasa massifnya, meskipun dalam beberapa dekade terakhir pasti ada naik turunnya.

“Saya sendiri sudah bersyukur, bahwa media sastra di Indonesia itu sudah luar biasa. Jadi, hampir semua koran itu ada rubrik sastranya, sedangkan jika kita bandingkan dengan Amerika, itu malah tidak ada,” ungkapnya.

“Tapi di Amerika sana banyak yang mendapatkan penghargaan Nobel, sementara di Indonesia tidak. Nah ini sebenarnya yang bermasalah itu kebijakannya atau sastrawannya?,” jelasnya lebih lanjut.

Sastra menurutnya penting, jadi masyarakat jangan menganggap sastra itu tidak penting. Jadi jika ada pertanyaan bahwa sepenting apa sastra? Itu hanya pertanyaan kuno.

“Sastra itu tidak harus dipelajari di sekolah. Seperti contoh, Chairil Anwar itu tidak pernah sekolah sastra. Tapi karyanya bisa jadi bahan ajar. Bayangkan, Chairil Anwar itu lulusan SMP, tapi karyanya jadi bahan ajar di sekolah,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut Dosen Sastra Indonesia STKIP Jombang, Anton Wahyudi mengatakan bahwa sejatinya, sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulis atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga perasaan.

Sastra sangat penting, karena sastra bisa menjadi penggerak yang menyiratkan sebuah makna. Apalagi, jika sastra bisa dipelajari secara rutin di sekolah.

Menurutnya, pembelajaran sastra di sekolah diakui memiliki peranan penting dan memiliki fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan nasional secara utuh.

“Pembelajaran sastra secara langsung atau tidak langsung akan membantu siswa dalam mengambangkan wawasan terhadap tradisi dalam kehidupan manusia,menambah kepekaan terhadap problem personal dan masyarakat,bahkan sastra menambah pengetahuan siswa terhadap berbagai konsep teknologi & sains,” ungkapnya.

Misi dalam sastra bisa dipahami sebagai karya sastra sebagai alat untuk menggerakkan pemikiran pembaca kepada kenyataan, dan menolongnya mengambil suatu keputusan apabila ia menghadapi masalah.

“Karya sastra menjadikan dirinya sebagai suatu tempat nilai kemanusiaan mendapat tempat sewajarnya dan disebarluaskan terutama dalam kehidupan modern dan berbagai fungsi menjadi pengimbang sains dan teknologi, dan yang terakhir karya sastra sebagai penerus tradisi suatu bangsa kepada masyarakat sezamannya,” jelasnya.

Dari ketiga misi tersebut sangat penting karena ungkapan jiwa, nuansa kehidupan, keindahan, dan semua tercipta dalam sastra.

“Maka dari itu manfaat dari pembelajaran sastra tentunya memberikan motivasi siswa, memberi akses pada latar belakang budaya,memberi akses pada perolehan bahasa,memperluas perhatian siswa terhadap bahasa,mengembangkan kemampuan interpretatif siswa, dan mendidik siswa secara keseluruhan,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024
  • Whatsapp

Berita Terkait