Titik nol Kabupaten yang sebenarnya berada di Kawasan pasar Citra Niaga atau pasar Legi yang ada di Jalan A. Yani tepatnya berada sebelah selatan trotoar di depan salah satu toko kain.
Tugu nol kilometer Jombang itu, berukuran tidak terlalu besar, tingginya hanya sekitar 1 meter. Sayangnya tugu tersebut sudah tak terlihat tulisnya, sehingga sulit dibaca. Hanya saja kombinasi warna tugu itu terlihat warna merah, hitam, dan putih.
Secara topografi, nol kilometer Jombang, sudah ditemukan tim KabarJombang.com. Titik nol kilometer ini dibangun sebagai acuan atau marka tanah guna menentukan jarak dari satu daerah ke daerah lainnya.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Jombang mengetahui titik nol kilometer Jombang berada di Ringin Contong. Hal ini dikatakan Budayawan Jombang, Dian Sukarno bahwa Ringin Contong sebagai acuan secara filosofis, namun secara topografi atau kartografi nol kilometer berada di Jalan A. Yani.
“Namun titik nol kilometer dari sisi filosofi yang memuat nilai sejarah dan budaya cenderung orang memahami Ringin Contong. Di dalamnya memuat tentang flokfor, tradisi lisan, mulai Singosari, Majapahit akhir hingga Kanjeng sepuh,” kata mantan Jurnalis radio ini.
Lebih lanjut Dian, menjelaskan berbagai sisi sejarah dalam Ringin Contong, pertama pada masa Majapahit akhir dalam legenda kebo kicak karangkejambon, ditemukan pohon beringin tua dan besar dengan posisi ‘nyontong’.
Kedua, versi masa Kanjeng Sepuh yakni Bupati Pertama Jombang, R.A.A. Soeroadiningrat V yang menanam pohon beringin. Dan terakhir pada kisah sejarah babat tanah Jombang melalui Ki Ageng Selo Krama.
“Saya selaku praktisi budaya menyebut dalam segi filosofi di dalamnya terdapat sejarah dan budaya, Ringin Contong sebagai nol kilometer atau semacam landmark, tapi kalau berbicara secara topografi Nol kilometer tetap di jalan A.Yani,” pungkasnya.