NGORO, KabarJombang.com – Riyaya Unduh-unduh di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Ngoro Jombang menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para jemaat dan masyarakat lintas agama.
Acara Riyaya Unduh-unduh bukan hanya menampilkan arakan bangunan persembahan dan hasil bumi saja. Melainkan terdapat penampilan tarian tani dan pertunjukan lesung.
Tri Pitoyo, ketua panitia Riyaya unduh-unduh menjelaskan terkait filosofi yang terkandung di dalam penampilan tarian tani yang ditarikan oleh 4 orang wanita. Tarian tersebut tidak lepas dengan identitas rasa syukur seorang petani.
“Filosofinya adalah seorang petani yang bergembira menyambut apa yang diberikan kepada Tuhan. Atau, kami berikan ucapan syukur pada Tuhan atas apa yang sudah diarak tadi dan akan kami persembahkan kepada Tuhan dengan melaksanakan peribadatan-peribadatan,”ujarnya.
Terdapat gerakan para penari yang membawa semacam bunga, kemudian mereka menari menggunakan bunga tersebut. Gerakan tersebut digambarkan sebagai hasil bumi dari petani.
“Gerakan tarian tersebut masih memiliki keterhubungan dengan petani. Gerakan penari membawa bunga digambarkan petani sedang bergembira dengan hasil padinya. Jadi bunga digambarkan sebagai padi,”ucap Tri Pitoyo.
Warna pakaian penari turut mengandung arti. Warna yang dipakai mengandung arti kebahagiaan menyambut keberkahan dari Tuhan dengan hati gembira.
“Warna pakaian penari menggambarkan bahwa petani dengan senang hati benar-benar bersyukur. Tidak dengan warna-warna yang mencolok, sehingga benar-benar dengan hati yang bersih para petani menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan,” jelasnya.
Selain itu, terdapat penampilan musik lesung yang dilakukan kurang lebih 9 orang. Masing- masing memiliki tugas dalam penampilan tersebut.
Tri Pitoyo menjelaskan mengenai filosofi musik lesung yang mengiringi acara arakan Riyaya Unduh-unduh. Filosofi musik menggunakan lesung menggambar kearifan lokal para petani tempo dulu sebelum adanya mesin giling padi.
“Asal mulanya tetap ada keterhubungan dengan petani. Pada zaman dahulu sebelum adanya gilingan padi. Petani mengupas padinya menjadi beras masih menggunakan lesung. Maka musik lesung tadi menggambarkan kehidupan petani di era zaman dahulu. Alunan musik dari lesung diiringi dengan lagu pujian rohani yang memiliki arti ucapan rasa syukur kepada Tuhan,” pungkasnya.
Total 3 bangunan persembahan yang diarak pada acara Riyaya Unduh-unduh di GKJW Ngoro. Masing-masing dari wilayah galatia, filipi, dan filadelfia.