NGORO, KabarJombang.com – Situs pertirtaan kuno di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang rupanya diperkirakan tertimbun akibat bencana besar.
“Tanah di situs petirtaan Sumberbeji didominasi pasir dan kerikil sama dengan situs Sugihwaras yang kita duga sebagai Kedaton. Sedimen pasir itu diduga adanya bencana besar yang terjadi dan menutup wilayah Jombang,” tutur arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho.
Bencana alam yang terjadi adalah meletusnya gunung Kelud yang kemudian material pasir itu dibawa melalui sungai konto ke arah Jombang.
Jika dibandingkan dengan situs Tondowongso Kediri bencana ini terjadi sekitar tahun 1300 sebelum Hayam Wuruk menjadi Raja.
Bangunan suci Situs Pertirtaan Sumberbeji ini diperkirakan dibuat pada masa Kadiri hingga Majapahit, pertirtaan ini telah mengalami pemugaran masa penggunaannya. Dari ekskavasi tahap 1 hingga 3 ditemukan Jaladwara, fragmen keramik dan fragmen uang gepeng (China) temuan ini berasal dari Dinasti Song pada abad 11 dan didominasi Dinasti Song pada abad 14.
“Pada abad 14 adalah masa Majapahit, kemudian Jaladwara yang kita temukan 14 ini tidak semua seragam berbeda dengan Candi Tikus, Blumbung Kediri, Dewi Sri Magetan yang semua seragam,” kata Wicak.
Merunut dalam naskah Negarakertagama, tidak menjelaskan Hayam Wuruk pergi ke arah barat dan tidak pernah mengunjungi ke sekitar Sumberbeji. Melainkan yang disebut adalah Surowono.
Masih kata Wicak, Hal itu masuk akal jika Hayam Wuruk tidak menyebut situs ini, sebab Situs Pertirtaan Sumberbeji di Kabupaten Jombang ini sudah tenggelam, dan buku Negarakertagama itu ditulis pada tahun 1365.
“Jombang merupakan daerah Panjalu, bisa situs ini dibuat pada Masa Airlangga, kemudian diperbaiki masa Panjalu hingga Tribuana Masa Majapahit, yang pasti Hayam Wuruk tidak disebutkan,” ungkapnya.
Sekedar diketahui bahwa Pertirtaan Sumberbeji Jombang pada bagian tengah memiliki bangunan batur, diduga ada menara-menara sesuai dengan konsep samudramantana perwujudan gunung meru yang dikelilingi samudera.
Selain itu ditemukan pula bukti Garuda dimana konsep samudramantana erat dengan cerita garudea yakni pencarian air suci atau Amerta.