JOMBANG, KabarJombang.com – Toko buku bekas di Jalan Prof Buya Hamka, Jombang hingga kini masih eksis. Meski penjualannya tidak lagi moncer karena perkembangan teknologi serta pendidikan yang saat ini menerapkan jaringan (daring/online) akibat pandemi Covid-19.
Salah satu penjual buku bekas di Jalan Prof Buya Hamka No. 38 Jombang, Trisno Yuwono (65) mengungkapkan, penjualan buku bekas kini mengalami penurunan hingga 50% lebih sejak pandemi Covid-19. Padahal sebelumnya peminat buku bekas juga sudah terjun bebas.
“Hancur, penjualan hancur. Sambat semua gak hanya di sini saja, tapi yang di Surabaya pun begitu,” ungkapnya pada KabarJombang.com Minggu (29/8/2021).
Tidak dipungkiri, saat ini perkembangan teknologi terlebih didunia pengetahuan dan keilmuan telah berkembang pesat. Sejalan dengan itu peminat buku bekas dalam 10 tahun terakhir pun mengalami penurunan.
“Sekarang kan banyak yang milih instan, beda dari yang dulu. Sekarang cara cepatnya pakai internet/google bisa tanpa harus cari buku. Apalagi sekarang daring tidak tatap muka jadi lebih santai,” jelasnya.
Meskipun begitu Trisno akan tetap berjualan ratusan bahkan ribuan buku. Tidak hanya bekas namun juga dalam kondisi baru untuk mendukung mencerdaskan peserta didik dengan menyediakan kebutuhan kelengkapan pembelajaran.
“Ya tetap berjualan, dan mau gimana lagi tidak apa-apa. Tapi kalau menurut saya memang sekolah lebih baiknya dilakukan dengan tatap muka karena pembelajarannya akan lebih efektif,” katanya.
Ditengah tergerusnya perkembangan zaman seperti ini tak jarang jika peminat atau pembeli buku di tokonya cenderung sepi meski harga yang dibandrol cukup murah bergantung kondisi buku.
“Paling murah ya ada Rp 8 ribu, sehari ada yang beli 2 atau 3 orang sudah bagus, atau bahkan sama sekali gak ada yang beli juga pernah,” terangnya.
Trisno berharap agar kondisi yang saat ini dialaminya mempunyai titik terang baik untuk dirinya maupun keberlangsungan pendidikan di Jombang dengan segera kembali efektif dengan tatap muka.
“Harapannya semoga kondisi segera membaik, dan pendidikan bisa normal kembali karena pemahaman materi kepada anak beda dengan pembelajaran langsung,” kata Trisno memungkasi.