Mahasiswa Asal Singapura dan Surabaya Kunjungi Desa Mojotrisno Jombang, Belajar Bangun Desa Lewat Kolaborasi Teknologi dan Arsitektur

Foto : Mahasiswa dari Singapura dan Petra Surabaya saat mengunjungi sentra pengrajin kuningan di Desa Mojotrisno, Mojoagung, Jombang. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Desa Mojotrisno di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, kembali menjadi pusat perhatian akademisi. Kali ini, para mahasiswa dari Singapore Institute of Technology (SIT) serta Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya melakukan kunjungan edukatif ke Dusun Sanan Selatan, Desa Mojotrisno. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama internasional dalam rangka pengembangan desa berbasis teknologi dan arsitektur.

Bram Michael Wayne, dosen arsitektur dari UK Petra yang turut mendampingi mahasiswa, menjelaskan bahwa kolaborasi antara Petra dan SIT ini bertujuan untuk melihat langsung potensi desa dan mengeksplorasi peluang pengembangan kawasan perdesaan. Menurutnya, selain mahasiswa beberapa dosen dan staf juga ikut hadir untuk mendampingi.

Baca Juga

“Mahasiswa SIT berasal dari jurusan Informasi Teknologi (TI), dan mereka ingin mengalami suasana yang sangat berbeda dari kota Singapura yang padat dan serba modern. Di sini, mereka bisa melihat kehidupan desa secara langsung, memahami budaya lokal, dan belajar potensi teknologi yang bisa diterapkan dalam pengembangan desa,” ujar Bram.

Kerja sama antara UK Petra dan Desa Mojotrisno sendiri sudah terjalin sejak 2021. Saat itu, desa mengajukan permintaan ke universitas dalam bentuk program pengabdian masyarakat. Seiring berjalannya waktu, kerja sama ini berkembang hingga melibatkan institusi luar negeri seperti SIT.

“Tujuan utama kami memang untuk desa. Kami ingin melihat potensi lokal apa saja yang bisa dikembangkan, dan bagaimana kontribusi kami sebagai mahasiswa dan akademisi bisa membantu desa,” tambah Bram.

Setelah mengunjungi sentra kerajinan Kuningan di Mojotrisno. Mereka lanjut untuk mengikuti rangkaian kegiatan selanjutnya, termasuk diskusi kelompok, kunjungan ke pendopo, dan workshop. Selain belajar, para mahasiswa tersebut juga diberi tugas untuk membuat video seperti yang dilakukan Marcella, mahasiswi UK Petra asal Palembang.

“Aku kagum melihat proses produksi kerajinan logam ini dari awal hingga akhir. Selain bisa belajar, kami juga ditugaskan untuk membuat video tentang ciri khas desa. Salah satu yang paling menarik adalah kerajinan kuningan. Prosesnya unik dan benar-benar baru buat kami. Mulai dari pembuatan cetakan lilin, pembakaran, sampai pewarnaan. Ini pengalaman pertama saya melihat langsung proses ini,” ujar Marcella.

Menurutnya, pengalaman langsung ini sangat berharga, terutama bagi mahasiswa arsitektur yang biasanya lebih banyak berkutat dengan teori dan desain di atas kertas.

Sementara itu, Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto, menyambut baik kehadiran para mahasiswa dan akademisi dari Singapura ini. Ia berharap, kehadiran mereka bisa membuka jalan bagi pengembangan desa yang lebih berkelanjutan, serta membuka potensi Mojotrisno ke dunia luar.

“Kami sangat terbuka dengan kolaborasi seperti ini, apalagi jika bisa memberikan dampak nyata bagi mahasiswa. Sejak 2021, kerja sama dengan UK Petra telah membawa banyak ide segar dan dukungan pengembangan desa,” terangnya.

Dengan hadirnya mahasiswa dari Singapura, pihaknya berharap semakin banyak yang mengenal potensi Desa Mojotrisno, terutama di bidang kerajinan dan potensi desa. Nanang juga berharap kegiatan seperti itu bisa terus berlanjut dan menjadi model kolaborasi desa-kampus yang berkelanjutan.

 

Berita Terkait