JOMBANG, KabarJombang.com – Keluhan petani akan kelangkaan pupuk dan jatah bersubsidi akan kembali terjadi pada musim tanam tahun 2021. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pertanian (Kadisperta) Jombang, Pri Adi, bahwa awal tahun jatah pupuk bersubsidi berkurang.
“Januari itu terjadi penurunan pupuk kimia dari pemerintah besar-besaran. Kalau dulu per bata 100 petani bisa beli 1 – 1,5 sak pupuk urea, nanti Januari jatahnya tidak seperti itu,” ungkap Pri Adi pada KabarJombang.com, Jumat (4/12/2020).
Dikatakan, pada Januari tahun 2021 petani akan mendapatkan jatah pupuk yang telah ditentukan pemerintah pusat. Dalam lahan sawah bata 100 petani hanya mendapatkan 15 kg Urea, 15 kg ZA dan 30 kg Phonska.
Pri Adi menyebutkan, jika penyusutan pupuk terjadi hal ini juga akan mempengaruhi produktif tanaman yang menurun. Selain itu pula, menurutnya saat ini petani belum memikirkan bagaimana cara meningkatkan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas.
“Petani belum menggunakan pupuk bokasi 100 persen. Namun saat ini dosis pupuk kimia melalui pupuk bersubsidi dikurangi. Pengurangan pupuk kimia itu dilakukan karena untuk meningkatkan kesuburan, tanah kita rusaknya kan gara-gara penggunaan pupuk kimia,” pungkasnya.