BANDAR KEDUNGMULYO, Kabarjombang.com – Meski berkurang, sawah milik warga Desa Tinggar, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, masih terendam air hingga Kamis (5/11/2020) ini.
Air membanjiri area persawahan warga setempat sejak Senin (3/11/2020) lalu, membuat sejumlah petani memanen tanamannya lebih dulu secara serentak, baik tanaman sayuran, dan cabai.
Akibat panen dini ini, stok cabai di tingkat tengkulak menjadi melimpah. Imam Yahdi (53) petani Desa Tinggar, melimpahnya stok cabai hijau, membuat harga cabai menjadi anjlok, hanya Rp 3 ribu per kilogram.
“Saat ini sudah distop (diberhentikan) sama tengkulaknya, karena barangnya terlalu banyak. Dibawa ke pasar nggak bisa, akhirnya ditumpuk dulu, itupun resiko bakul dan petani,” ungkapnya pada KabarJombang.com.
Meski cabai masih banyak tersisa di sawahm namun saat ini tengkulak sudah tidak menerima pasokan cabai, karena stok masih melimpah. Pada Senin (3/11/2020) kemarin, harga cabai per kilogram masih dihargai Rp 5 ribu. Dan per hari Kamis ini, harga cabai sudah turun menjadi Rp 3 ribu.
“Kalau kondisi cabai yang masih di sawah, saat ini belum busuk. Kalau 3 sampai 4 hari masih bisa bertahan. Tapi kalau kelamaan, ya risikonya busuk. Apalagi saat ini, harganya juga turun,” ujarnya.
Imam Yahdi menuturkan, saat ini, masyarakat bersama Pemdes Tinggar, sudah berupaya mengantisipasi luapan air termasuk membersihkan sungai.
“Kalau pihak tol, kemarin ada tindakan pembersihan di gorong gorong atau bawah tol. Terlanjur air sudah penuh baru dikerjakan, sehingga ini belum bisa maksimal,” tandasnya.