MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Rumah burung hantu (rubaha) Dinas Pertanian Kabupaten Jombang senilai Rp 9,4 juta per unit. Dinilai tidak efektif mengatasi endemik tikus.
Seperti yang ada di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, walaupun sudah terpasang rubuha.
“Populasi tikus tidak akan habis jika para petani tidak kompak untuk memberikan racun tikus. Selama ini kita ya lebih mengandalkan racun tikus walapun rubuha swadaya petani di sini juga banyak,” kata salah seorang petani, Jumat (4/6/2021).
Selain menilai rubuha terlalu mahal, ia menuturkan jika rumah burung hantu yang didesain pemenang proyek kurang relevan dengan habitat.
“Sebenarnya itu pintunya satu, kalau pintunya dua burung hantu itu jarang mau tinggal bersama. Kalau pintu satu burung hantu bisa tinggal disitu nanti kalau sudah ada anaknya induknya terbang bebas lagi,” katanya.
Selain itu, populasi burung hantu juga semakin turun. Sebab banyak burung hantu yang mati akibat memakan tikus yang telah diracun oleh para petani. Tak hanya itu, kondisi pertanian saat ini juga dipusingkan dengan pupuk yang sulit.
Pantuan kabarjom yang.com di persawahan setempat, terpantau rubuha bantuan Pemkab Jombang itu berdiri hanya satu, sementara rubuha satu pintu hasil swadaya petani terpantau puluhan.