BARENG, KabarJombang.com – Yainul Arifin (48), Petani Anggur di Dusun Jemparing, Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Jombang telah berhasil mengembangkan perkebunan anggur dengan memanfaatkan lahan rumahnya. Anggur yang dimilikinya memiliki berbagai varietas unggul yang diminati oleh masyarakat.
Ia mengawali usahanya dari hobinya bercocok tanam, Kemudian ia mencoba mengembangkan dengan cara memperbanyak pohon anggur hingga membuat pembibitan anggur pada tahun 2019. Yainul Arifin menjelaskan, ada beberapa varietas unggulan yang adaptif dan memiliki produktivitas tinggi.
Di antaranya varietas Cadet, Jupiter, anggur Transfiguration, anggur Urum, anggur Donetsky dan lain-lain. Varietas tersebut mencakup tiga warna utama yakni, merah, hijau, dan hitam. Sehingga mampu menarik minat pembeli yang mencari variasi. Para pembeli biasanya bisa langsung menuju rumah anggur milik Yainul Arifin, agar para pembeli bisa langsung memetik sendiri anggur yang diinginkannya.
Ia mematok harga anggur miliknya dengan harga Rp 75.000 per kilo bahkan lebih. Tergantung jenis anggur yang ingin dibeli oleh para pembeli. Selain itu, total pohon yang ia miliki saat ini lebih dari 40 pohon dengan berbagai macam varietas anggur.
“25 pohon anggur yang ada di lahan atas rumah, sedangkan masih banyak lagi pohon anggur di lahan bawah atau samping rumah. Kurang lebih 40 sampai 50 an pohon. Sedangkan, harga buah anggur 1 kilonya Rp75.000 hingga Rp100.000,” ucapnya.
Menurutnya, perawatan pohon anggur memiliki kesamaan dengan jenis-jenis anggur lainnya. Terpenting ketika melakukan perawatan terhadap pohon anggur harus memastikan kesuburan tanah, maupun tanaman. Optimalisasi pohon anggur, menurut Yainul Arifin, harus berada di tempat yang terbuka dan tidak lembab.
“Perawatan semua jenis anggur sama saja. Terpenting tanaman anggur harus bisa tumbuh subur dan bisa berbuah. Kalau tempat memang sebenarnya harus ada tempat khusus yakni lahan terbuka dan tidak lembab, sehingga akan memberikan pertumbuhan bagus pada anggur. Jarak tanamnya juga harus diperhatikan. Idealnya jarak tanaman anggur 2,5 meter sampai 3 meter,” paparnya.
Yainul Arifin melakukan konsep penjualan anggur miliknya dengan cara mempromosikan lewat media sosial dan memberikan kebebasan para pengunjung untuk memetik buah anggur. Pengunjung biasanya memetik anggur lebih dari 2 kilo.
“Para pengunjung biasanya memetik anggur sendiri dengan cara langsung datang kerumah. Pengunjung biasanya bisa memetik minimal 3 kilo sampai 5 kilo, bahkan sempat suatu momen pernah sampai kehabisan buah,” ungkapnya.
Sekali panen ia berhasil mendapatkan omset lebih dari Rp 4.000.000 dari penjualan buah anggur miliknya. Sementara itu, sekali panen Yainul Arifin dapat memanen kurang lebih 5 Kwintal. Buah anggur panen setiap 3 bulan sekali. Omset yang diperolehnya belum terhitung penjualan bibit anggur.
“Sekali panen anggur, saya bisa mendapatkan omset kurang lebih Rp5.000.000 dari pada pengunjung yang memetika anggur, belum terhitung dari penjualan bibit. Biasanya para pengunjung tidak hanya memetik anggur, melainkan mereka juga membeli bibit disini,” jelasnya.
Sementara itu, kesulitan yang dialami oleh Yainul Arifin selama bertani anggur adalah ketika menghadapi musim cuaca karena tanaman anggur mudah terkena jamur. Sehingga, bisa menyebabkan tanaman anggur tidak berbuah hingga mati.
“Kendala paling sulit yang pernah saya alami adalah ketika musim cuaca hujan. Karena tanaman mudah terinfeksi jamur patogen, jamur akar, dan jamur daun. Namun, seiring berjalannya waktu dan pengalaman saya bisa menanggulangi permasalahan tersebut dengan memberikan obat pada tanama, salah satunya obat fungisida,” pungkasnya.