JOMBANG, KabarJombang.com – Sebanyak 42 KK (Kepala Keluarga) atau 96 jiwa penduduk di Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun 2020 ini. Kesulitan air bersih ini, dirasakan warga setempat sudah tiga bulan terakhir.
Kondisi ini, dibenarkan Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD (Badan Penanggungalan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang, Gunadi.
Menurutnya, meski oleh pemerintah melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) sudah dibuatkan sumur bor melalui program Pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) tahun 2019, namun airnya masih tidak lancar.
Menanggulangi krisis air ini, kata dia, BPBD menyuplai sebanyak 5 ribu liter air bersih. Suplai kedua, dua hari sekali pengiriman dengan kapasitas 10 ribu liter. Selanjutnya pengiriman dilakukan tiga hari sekali.
“Kalau dirasa tiga hari sekali masih kekurangan, berarti kami droping kembali ke dua hari sekali. Jadi kita menyesuaikan kebutuhan di sana, droping ini sudah terlaksana dua minggu dan ini akan terus berlanjut,” katanya, Jumat (25/9/2020).
Diakuinya, Desa Ngrimbi merupakan langgangan kekeringan dan krisis air bersih tiap tahun. Meski telah dilakukan upaya pengeboran geolistrik, namun faktor alam dan sumber mata air dengan medan bebatuan membuat air tidak keluar.
Menyiasati kekeringan di beberapa daerah yang berpotensi mengalami kekeringan, BPBD juga masih terus berkordinasi dengan pemerintah desa setempat dan menunggu laporan.
“Menyiasati hal ini, alurnya itu laporan dari Pemdes setempat dengan mengirim surat ke kami. Baru kami droping. Kalau tidak ada surat, bisa juga telepon jika memang itu darurat air bersih,” pungkasnya.