KABARJOMBANG.COM – Entah apa yang ada dalam benak Nanik Sri Wahyuni (15) hingga siswi salah satu SMP swasta di Ngoro ini, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam rumahnya yang berada di Dusun Guwo, Desa Latsari, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Selasa (24/10/2017).
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, Iptu M Subadar mengatakan, korban ditemukan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 22.00 WIB, oleh Muhamad Wahyu Firmansyah (21) kakak kandung korban, dan nenek korban bernama Kasiani (70).
Peristiwa tragis ini berawal, lanjut Iptu Subadar, saat itu kondisi korban tidak masuk sekolah, lantaran sebelumnya korban dirawat di RSK Mojowarno selama 6 hari, dan 5 hari kemudian menjalani perawatan medis di Puskemas Bareng.
“Korban baru saja dirawat selama 11 hari karena sakit lambung yang dideritanya,” kata Iptu Subadar, Rabu (25/10/2017).
Namun, hingga malam hari, korban sama sekali tidak keluar rumah seperti biasanya. Lampu rumah juga tidak menyala. Ada yang ganjil pada diri adiknya yang mengurung diri di dalam rumah, kakak korban yang saat itu membantu neneknya di warung kopi, berinisiatif melihat adiknya di dalam rumahnya yang berdampingan dengan rumah sang nenek.
Saat pintu dibuka, ternyata dalam terkunci. Merasa khawatir, Firmansyah memanggil-manggil nama adiknya dengan suara lantang. Namun, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Terpaksa, bersama neneknya, Firmansyah masuk rumah menggunakan kunci reserve.
Bak disambar petir, nenek Kasiani dan Firmansyah spontan menjerit saat mendapati korban dalam posisi tergantung di kayu andang setinggi 125 sentimeter di ruang belakang rumahnya. “Korban ditemukan sudah meninggal dengan kondisi tergantung, dan menghadap selatan serta kaki tertekuk,” ujar Kasubbag Humas.
Tak lama berselang, polisi yang datang langsung melakukan olah TKP. Dari hasil pemeriksaan semenntara, kata Iptu Subdar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Dari keterangan pihak keluarga berikut saksi, diduga penyebab korban nekad bunuh diri karena korban sejak kecil ditinggal meninggal ibu kandungnya. Sedangkan ayahnya menikah lagi dan tinggal di Balikpapan. Meski ayahnya sempat menjenguk korban saat berbaring sakit di RSK,” ungkapnya.
Selain itu, sebelum kejadian, korban sempat ditegur oleh kakaknya agar tidak selalu keluar rumah. “Menurut kakak korban, dirinya pernah melihat korban berboncengan dengan seorang laki-laki,” pungkas Iptu Subadar. (aan/rief)