NGORO, KabarJombang.com – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyebut, pihak swasta bisa ikut andil dalam kegiatan pelestarian Situs Sumberbeji, yang berada di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Partisipasi tersebut bisa dilakukan lewat anggaran Corporate Social Responsibility (CSR).
Hal ini diungkapkan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud RI, Fitra Arda, saat meninjau situs petirtaan kuno Sumberbeji, Rabu (16/10/2019).
Menurutnya, keterlibatan swasta ini sangat diharapkan. Sebab konteks situs Sumberbeji ini tidak hanya tentang pelestarian ke depan, namun juga harus ada upaya untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar.
“Itu kami mohon juga kalau ada swasta, CSR yang bisa menbantu. Jelas ini tidak hanya untuk dilestarikan, tentu juga dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, utamannya itu,” ujar Fitra.
Fitra juga mengatakan, peran pemerintah, mulai dari tingkat pusat maupun daerah, juga sangat dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Bahkan, kata dia, harus ada komitmen yang kuat antar semua lapisan, terutama dari Pemkab Jombang.
“Mau pusat, mau daerah, mau kabupaten/ kota, itu tergantung kebijakan penganggarannya ke depan. Tapi kami minta, karena wilayahnya ada di Kabupaten Jombang, tentu Jombang lebih awal dulu, nanti secara nasional tergantung kebijakan porsi anggarannya berapa. Paling tidak, kita bisa membantu tenaga-tenaga ahlinya,” papar Fitra.
Dia menambahkan, langkah-langkah ekskavasi penyelamatan sudah dilakukan oleh BPCB Jatim. Selanjutnya, Pemkab Jombang wajib melakukan pendaftaran situs ke bagian Registrasi Nasional di Jakarta.
Setelah itu, beberapa hal yang bisa dilakukan yakni mulai pemugaran maupun pemanfaatan untuk berbagai kepentingan, semisal pariwisata, ataupun untuk kepentingan pendidikan karakter.
“Tentu ini bagian pemajuan kebudayaan yang akan kita lakukan ke depan di situs ini Paling tidak ini sudah dipagar, biar aman, untuk tidak tersentuh oleh mungkin masyarakat lain yang tidak faham tentang cagar budaya,” tandasnya.
Fitra juga meyakini, di lokasi tersebut masih ada struktur-struktur kuno lain. Sebab menurutnya, tidak mungkin situs tersebut berdiri sendiri tanpa ada pendamping lainnya.
“Mudah-mudahan kita bisa lakukan pelestariannya, mungkin nanti antara pusat, daerah, komunitas, kita bersama-sama melakukan pemugarannya. Dan tentu nanti kita juga meminta peneliti dari Balai Arkeologi, sehingga diketahui ceritanya, ini dari (masa) mana,” imbuh Fitra.
Jurnalis: Muji Lestari
Editor: Arief Anas