KABARJOMBANG.COM – Himpitan ekonomi, mendorong Samsul Huda (40) Dusun Kebonmelati Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, gantung diri di salah satu kamar rumah orang tuanya di Dusun Mayangan Kulon Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto, Jumat (10/3/2017) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kapolsek Jogoroto AKP Miyanto mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga, korban yang kesehariannya menjadi kuli bangunan itu nekad mengakhiri hidupnya karena depresi disebabkan himpitan ekonomi.
“Dirinya tidak bekerja selama sekitar 2 minggu. Sementara dirinya memiliki tanggungan empat anak, diduga depresi karena hal tersebut,” ujar Kapolsek Miyanto, Sabtu (11/3/2017).
Sebelum nekad gantung diri, jelas AKP Miyanto, sekitar pukul 07.00 WIB korban bersama beberapa saudaranya membantu Ibu Salamah, orang tua korban, memanen padi di sawah yang berada di belakang rumah orang tuanya. Hingga pukul 13.00 WIB, korban berpamitan untuk sholat dluhur di rumah tersebut.
Namun, hingga pukul 14.00 WIB, korban tak kunjung kembali ke sawah. Selang sekitar 30 menit kemudian, Siti Fatikah adik korban, menghampiri rumah orang tuanya bermaksud memanggil korban agar kembali membantu panen padi. Fatikah kaget bak disampar petir, saat dirinya mendapati kakaknya tergantung di dalam salah satu kamar.
“Saksi (Siti Fatikah) menemukan korban sudah tergantung pada lehernya dengan seutas tali tambang warna biru, sekitar panjang 2 meter,” kata AKP Miyanto.
Sontak saja, dirinya lantas berteriak minta tolong. Sejurus kemudian, Moh Fatikhin dan Hasim yang tak lain adik dan kakak korban berhamburan menuju sumber teriakan. Kemudian, keduanya menolong korban dengan memotong tali tambang tersebut dan membaringkan korban di tempat tidur. “Saat itu korban diketahui sudah tidak bernyawa,” lanjutnya.
Keluarga korban lalu melaporkan peristiwa tersebut kepada Polsek setempat. Petugas kepolisian bersama petugas kesehatan Puskesmas Jogoroto langsung ke lokasi untuk olah TKP. Disitu, polisi mengamankan barang bukti berupa tali tambang warna biru sepanjang sekitar 2 meter yang digunakan korban mengakhiri hidupnya.
“Dari hasil visum tenaga medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya. Korban murni bunuh diri. Selanjutnya, korban dimakamkan oleh pihak keluarga,” pungkas AKP Miyanto. (aan/rief)