Tergerus Air, Jembatan Penghubung Antar Kecamatan Ambrol

Kondisi ambrolnya jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di Kabupaten Jombang. (FOTO: ARI)
  • Whatsapp

KESAMBEN, (kabarjombang.com) – Jembatan yang menghubungkan antar kecamatan di Dusun Sapon, Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, ambrol tergerus air. Meski masih bisa dilalui kendaraan, namun jembatan yang ambrol mencapai separuh badan tersebut membuat warga sekitar khawatir. Sebab, arus sungai tersumbat. Bahkan, jika hujan turun lebat, air sungai tersebut meluap hingga masuk ke area persawahan.

Kekhawatiran lainnya, di jembatan tersebut juga kerap terjadi kecelakaan jika arus kendaraan padat. “Selama satu bulan ini sudah tiga kali terjadi kecelakaan. Karena pembatas atau pagar jembatannya roboh,” ungkap Muhammad Rodi, Kepala Dusun Sapon, Desa Jombatan, Selasa (26/1/2016).

Baca Juga

Rodi menjelaskan, ambrolnya jembatan tersebut sudah satu bulan. Awalnya, jembatan tersebut mempunyai lebar 3 meter dan panjang 9 meter. Namun karena sering dilewati kendaraan pengangkut material pembangunan jalan tol, akhirnya dilebarkan menjadi 6 meter. Pelebaran itu menggunakan cor.

Namun ironis, penyangga jembatan tambahan tersebut menggunakan batang pohon kelapa (glugu). Seiring berjalanya waktu, penyangga tersebut lapuk hingga mengakibatkan jembatan ambrol. “Jembatan tersebut dibangun sekitar tahun 2010. Namun kami sendiri tidak tahu siapa yang membangun. Kemungkinan yang membangun jembatan itu pelaksana proyek tol Jombang – Mojokerto. Karena memang sering dilewati kendaraan yang mengangkut material tol,” papar Rodi.

Hal senada dilontarkan Toni Syaifuddin (36), warga setempat. Selain rawan kecelakaan, ombrolnya jembatan tersebut juga mengakibatkan lahan pertanian kebanjiran saat hujan turun. Karena aliran sungai tersumbat, kemudian air menerobos memasuki area persawahan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah sawah yang terendam mencapai 70 hektar. Puluhan hektar sawah tersebut berada di tiga desa, yakni Desa Jombatan, Kedungbetik, dan Pojokkulon.

“Karena terendam sekitar satu minggu, tanaman padi banyak yang mati membusuk. Kami minta pemerintah segera melakukan perbaikan,” ujar Toni yang mengaku sawahnya seluas dua hektar juga terendam banjir. (ari)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait