KABARJOMBANG.COM – Turunnya harga gula di tingkat petani tebu, membuat sejumlah petani mengaku gulung tikar pada musim giling saat ini. Pasalnya, harga jual gula di tingkat petani tebu hanya berkisar Rp 9.199 per kilogram. Padahal Harga Eceran Terendah (HET) Pemerintah, mencapai Rp 12.500 per kilogram.
Seperti yang disampaikan Nafan, salah satu petani tebu di Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Menurutnya, di tahun giling tebu saat ini, nasib petani tebu benar-benar hancur. Ia menuturkan, biaya tanam per satu hektarnya berkisar Rp 30 hingga 35 juta. Sementara saat ini, pendapatan petani tebu hanya Rp 29 juta per hektar.
“Ini sungguh jauh dari harapan petani tebu. Jangan berfikir untung, untuk balik modal saja, belum tentu kembali,” terangnya, Rabu (4/7/2018).
Dirinya tak mengetahui pasti, apa penyebab harga gula mengalami penurunan sangat tajam. Sebab, saat ini harga gula di pasaran berkisar Rp 11.500 per kilogram. Jauh di bawah HET yang ditetapkan Pemerintah.
“Nah, di tingkat pembelian dari distributor gula ke tingkat petani, harganya sangatlah rendah. Pada tahun kemarin, harga gula di petani masih Rp 9.700 per kilogram. Itupun tidak untung banyak, dan masih banyak petani yang rugi. Karena harus menanggung biaya sewa lahan dan biaya bunga bank yang digunakan untuk biaya tanam,” terangnya.
Di Kabupaten Jombang, saat ini terdapat 9.500 hektar tanaman tebu milik petani, dengan kapasitas giling 3.500 hektar di Pabrik Gula Djombang Baru dan 5.000 hektar di Pabrik Gula Tjoekir.
“Nah, jika per hektarnya kita rugi Rp 10 juta, total kerugian kita sudah mencapai miliaran rupiah. Ini kan sangat merugikan petani. Ditambah lagi, saat ini terdapat 1,1 juta ton gula impor yang dilakukan pemerintah. Terus nasib petani tebu bagaimana nasibnya,” katanya. (ari/kj)