KABARJOMBANG.COM – Sepanjang 2 kilometer Sungai Kali Konto mengalami longsor. Diduga derasnya arus air yang mengalir, menjadi penyebab longsornya sungai yang melintasi tiga desa di Kecamatan Bandarkedungmulyo. Akibatnya, kini warga harus siaga 24 jam untuk mengantisipasi bencana, akibat jebolnya tanggul Sungai Konto, Senin (13/2/2017).
Seperti yang diungkapkan Sutrisno (45) salah seorang warga Dusun Gondangmanis Desa Pucangsimo Kecamatan Bandarkedungmulyo. Menurutnya, sejak seminggu terakhir, longsor tanggul sungai semakin panjang. Ini diakibatkan arus sungai yang deras dan juga minimnya penahan tanggul.
“Longsornya semakin panjang. Bahkan yang mengalami kiritis ada sekitar 100 meter,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian.
Tak hanya itu, minimnya perbaikan membuat tanggul sungai sepanjang 2 kilometer digerogoti air sungai. Selain itu, material tanggul yang banyak didominasi pasir mempercepat longsor yang terjadi.
“Mungkin tekstur tanah tanggul yang lebih banyak di dominasi dengan pasir, membuat longsoran semakin cepat terjadi,” ungkapnya.
Situasi ini diperparah lagi dengan kondisi jembatan yang ada di Dusun Krapak Desa Pucangsimo yang putus akibat tiang penyangga sudah tak kuat lagi menahan gerusan air sungai. Tak ayal, jembatan sepanjang 15 meter lenyap disapu air. Akibatnya, warga harus memutar jika ingin menyeberang ke dusun tetangga.
“Warga sudah tidak bisa lagi melewati jembatan yang putus. Sehingga harus memutar yang jaraknya cukup jauh,” terang Guntur (60) warga setempat.
Lebih dari itu, jika tanggul sungai yang tidak segera diperbaiki, maka dikhawatirkan ratusan hektar tanaman padi milik petani akan kebanjiran. Pasalnya, dari pantuan di lokasi, tanggul yang biasa menjadi jalan alternatif warga kini sudah tak bisa di lewati lagi, sebab separo jalan yang ada di tanggul sudah hilang ditelan air sungai.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, warga bergotong-royong mencegah longsoran tanggul sungai semakin parah dengan menggunakan bambu seadanya. “Kita khawatirnya jika tidak segera diperbaiki, maka akan mengancam pemukiman warga dan juga lahan pertanian. Sehingga kita secara swadaya melakukan pencegahan terhadap longsor susulan dengan mengunakan pohon bambu yang diletakkan di pinggir tanggul yang jebol. Ini agar ombak air tak bisa secara langsung menerjang dan longsor bisa diminimalisir,” papar Paidi (50).
Meski begitu, hingga saat ini warga meminta agar pemerintah bisa segera menangulangi tanggul sungai yang longsor tersebut. “Ya kita minta pemerintah secepatnya melakukan perbaikan. Agar tidak semakin parah,” pungkasnya. (aan)