JOMBANG, KabarJombang.com – Wastafel portabel atau sarana cuci tangan di sejumlah titik di Kabupaten Jombang, kondisinya memprihatinkan dan tak terawat. Wastafel yang diperuntukkan bagi khalayak untuk mencuci tangan ini, terkesan dibiarkan kering, kotor, dan sabun beserta tempatnya sudah raib, Senin (26/10/2020).
Sejumlah titik wastafel portabel berkondisi mengenaskan itu, terpantau di area Stadion, Kebonrojo, dan Alun-alun Jombang. Hanya saja, jumlah di masing-masing area, berbeda. Untuk di stadion Jombang berjumlah 1 buah wastafel, di Kebon Rojo 4 buah, di Alun-alun berjumlah 2 buah.
Dari wastafel portabel tersebut, tandon air semuanya masih ada. Semetara sabun beserta tempatnya sudah hilang. Rangka berbahan besi dan tempat wastafel berbahan seng mulai berkarat. Sementara air, hanya tersebut di wastafel portabel area Alun-alun, sementara lainnya kering.
“Kalau sabun dan tempatnya hilang entah kemana. Tapi tiap hari sabun disediakan, selalu hilang. Saya sih nggak suudzon sama orang, tapi memang ya gitu kalau dikasih fasilitas, hilang. Airnya juga jarang di isi. Kalau stiker bertulis Gugus Tugas Covid-19 Jombang dan tata caranya, masih tertempel,” kata ET, seorang warga yang mengaku saban hari di Kebonrojo.
Ia memperkirakan, kotornya wastafel portabel di Kebonrojo karena kurangnya perhatian dari pihak pengelola. Ia juga mengaku bingung, jika sabun dan air tidak tersedia.
“Tapi kalau dikasih, lha terus hilang. Saya bisa bilang gitu karena saya juga sering ke sini. Repot juga. Masyarakatnya sendiri juga kurang mendukung, terus solusinya gimana itu?,” ungkapnya.
ET membeber, meski sarana cuci tangan tersebut berasal dari Pemkab Jombang, pihak pengelola Kebonrojo yang selama ini menyediakan sabun cuci tangan yang diambilkan dari kas.
“Kalau soal aliran air di Kebon Rojo ini bagus, dan air untuk para pedagang juga selalu keluar. Tapi, air yang di tandon untuk sarana cuci tangan itu yang tidak keluar,” sambungnya.
Sementara OK, salah satu pengelola Kebonrojo mengatakan, tidak mengalirnya air di tandon wastafel karena kran mengalami buntu. Pihaknya juga membenarkan menyediakan sabun tetapi selalu hilang.
“Krannya itu buntu, saya coba lepas juga tidak bisa, takutnya kalau saya paksa nanti patah, saking rapatnya. Sabunnya juga sering hilang, saya kasih lagi, mentok paling 2 hari, terus hilang lagi, jadinya saya cepek,” tandasnya.