JOMBANG, (kabarjombang.com) – Puluhan warga Dusun Kapas, Desa Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, yang menjadi Jamaah Tarikat Naqsabandiyah Kholidiyah Al-Aliyah (JTNKA), hingga saat ini belum berpuasa Ramadhan. Hal ini berbeda dengan yang ditetapkan Pemerintah bahwa awal puasa Ramadhan jatuh pada Senin (6/6/2016).
Perbedaan awal puasa ini dibenarkan KH Nasuha Anwar, pimpinan JTNKA. Menurutnya perbedaan ini beralasan bahwa dalam Rukyatul Hilal yang mereka lakukan, tidak bisa melihat bulan. Pemimpin JTNKA yang mengaku memiliki 1.500 jamaah itu akhirnya melakukan istiqmal atau pembulatan pada bulan Sya’ban.
“Bulan Sya’ban kita genapkan menjadi 30 hari, sehingga awal Ramadan kita pastikan jatuh pada Selasa, 7 Juni 2016. Makanya hari ini kita belum puasa,” ujar KH Nasuha Anwar sambil menunjukkan beberapa kertas hasil Rukiyatul Hilal miliknya.
Nasuha Anwar menjelaskan, untuk bisa menentukan awal puasa atau melihat hilal, pihaknya menyebarkan jamaahnya di tujuh titik berbeda. Dari masing-masing titik, terdapat satu tim yang berisi tujuh orang. Mereka membawa peralatan berupa teropong untuk melihat bulan. Untuk titik di Kecamatan Kabuh, lanjut Nasuha, tim sebenarnya bisa melihat bulan. Namun bentuk bulan tersebut masih samar-samar alias belum jelas.
“Akhirnya, kita mengambil keputusan dengan istiqmal. Yakni, bulan Sya’ban kita genapkan menjadi 30 hari. Sehingga awal puasa jatuh pada Selasa besok. Hal itu sekaligus untuk membuang keraguan,” katanya.
Pantauan di sekitar lokasi, beberapa warga dusun tersebut masih terlihat belum menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada Senin (6/6) sesuai ketetapan Pemerintah. “Kami memang belum puasa hari ini. Sebab himbauan dari Pak Kyai, puasanya dimulai Selasa besok,” ujar Ayu (40) salah satu warga saat ditemui di rumahnya. (ari)