KABARJOMBANG.COM – Masyarakat sekitar Jalan RE Martadinata, Desa Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Jombang, resah dengan pembangunan saluran trotoar yang tak kunjung dikerjakan oleh pelaksana proyek.
Bagaimana tidak, sejak awal Agustus 2017 lalu penggalian sudah dilakukan pihak pelaksana proyek, namun hingga saat ini dibiarkan terbengkalai. Tumpukan galian pasir berceceran di jalan.
Bahkan, menurut laporan warga sekitar kepada Kepala Desa (Kades) Kepatihan, banyak pemakai jalan yang terjatuh akibat jalan licin sewaktu melintas. Penyebabnya, saluran pembuangan limbah rumah tangga tidak dapat dialirkan ke saluran sekunder, karena ditutup oleh pihak pelaksana proyek.
Terkait hal ini, sejumlah warga RW 9 wilayah Desa Kepatihan melalui Ketua RT 4 Tamtomo Adi pun melakukan klarifikasi kepada Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi. Dan pihak Kades Kepatihan menyatakan, jika pekerjaan proyek tersebut bukan dari pihak desa, melainkan proyek dari Pemkab Jombang.
Lebih jauh, Kades Erwin mengungkapkan, terbengkalainya proyek tersebut bisa jadi hanya akal-akalan pihak pelaksana proyek, untuk bisa menarik termin uang muka sesuai progres pekerjaan. Sebab, bisa jadi, pihak pelaksana tidak memiliki modal untuk melakukan pekerjannya, dan hanya mengadalkan uang muka sebesar 20% saja, hingga akhirnya proyek tersebut mangkrak dan tak jelas kapan diselesaikan.
“Belum lagi pada tanggal 23 September besok, jalan tersebut akan dilewati pawai karnaval Kabupaten. Bisa dibayangkan bagaimana debunya saat konvoi karnaval melintas,” ungkap Erwin.
Sampai berita ini diturunkan, tumpukan box culvert sebagai bahan pembangunan trotoar tersebut hanya diletakkan di pinggir jalan. Tidak ada progres pengerjaan lanjutan dari pihak pelaksana. Semetara galian saluran air sedalam sekitar 1,5 meter itu, mulai tergenang air.
“Karena pekerjaan mangkrak dan tidak jelas kapan diselesaikan, akhirnya saya memerintahkan untuk membuka penyumbatan saluran air dari limbah rumah tangga warga yang dilakukan pihak pelaksana. Jika masih disumbat dan tidak ada lanjutan pekerjaan, warga sendiri yang resah,” ungkap Kades Erwin. (aan/rief)