JOMBANG, KabarJombang.com – Masih tidak percaya jika Kabupaten Jombang menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Timur?. Buktinya, tanaman padi di Kota Santri pada tahun 2020 ini mengalami surplus dibanding tahun sebelumnya. Surplusnya, sebanyak 138 ribu ton beras.
Surplus bahan pangan pokok di Jombang ini, diungkap Kepala Dinas Pertanian, Pri Adi pada KabarJombang.com, Selasa (4/8/2020). Menurutnya, tanaman padi di Jombang selama tiga musim tahun ini, seluas sekitar 78 ribu hektar.
Dari puluhan ribu hektar lahan tersebut, lanjutnya, menghasilkan gabah kering sebanyak 491 ribu ton. Setelah gabah kering dijemur, menghasilkan 417 ribu ton. Jika digiling menjadi beras, akan menghasilkan sekitar 263 ribu ton.
Sementara jumlah penduduk Jombang, katanya, sebanyak 1,263 juta jiwa. Pihaknya mengkalkulasi, jika dalam setahun seluruh penduduk Jombang menghabiskan beras sekitar 125 ribu ton beras. Artinya, masih ada selisih lebih alias surplus.
“Dalam satu tahun, dengan jumlah penduduk sekitar 1,263 juta jiwa, akan menghabiskan beras sekitar 125 ribu ton. Jika di Jombang menghasilkan 263 ribu ton beras, ada surplus sebanyak 138 ton,” papar Pri Adi.
Kondisi ini, pihaknya meyakini Jombang menjadi salah satu daerah lumbung pangan sektor padi atau beras.
“Kita akan terus kembangkan ini, agar Jombang berkontribusi terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Tentunya, dengan dukungan banyak pihak dan masyarakat, terutama petani,” sambungnya.
Sementara soal harga gabah, Pri Adi menutkan, harga gabah kering di Bulog mengalami kenaikan. Tahun 2019 lalu, katanya, harga gabah sekitar Rp 4.500, dan sekarang Rp 5.300. Sementara di pasaran, harganya sekitar Rp 5.100.