JOMBANG, KabarJombang.com – SPBU (Stasiun Bahan Bakar Umum) di wilayah Jombang ternyata ada yang tak mendapat jatah program Langit Biru. Padahal melihat lokasi yang potensial dan ramai akses pengisian BBM, SPBU Mojongapit, Jombang ini tak ada penurunan harga Pertalite.
Akibatnya, masyarakat Jombang dan sekitarnya yang ingin mendapatkan potongan harga sebesar Rp 1.200 jenis Pertalite tak merasakan adanya subsidi di SPBU ini. Seharusnya, program Langit Biru ini bisa dinikmati pengendara motor roda dua, roda tiga , serta roda empat plat kuning.
Pengawas SPBU Mojongapit, Bagus Dwi, mengatakan, pihaknya tak mendapatkan jatah dari Pertamina. Dikatakan program ini akan bertahap, namun tidak tahu pasti bertahap dalam pemerataan program Langit Biru di semua SPBU atau bertahap terhadap perubahan harga subsidi.
“Program ini kan tujuannya untuk menghapuskan premium secara bertahap. Setahu saya satu bulan sampai dua bulan sekali program ini subsidinya akan turun, saat ini disubsidi Rp 1.200. Beberapa bulan kedepan akan jadi cuma Rp 800,” bebernya pada KabarJombang.com, Kamis, (26/11/2020).
Dikatakan program ini akan berubah-ubah dalam hal besaran subsidi. Setiap satu hingga dua bulan subsidi dikatakannya akan di potong sebesar Rp 400. Sehingga jika subsidi bertahap berkurang maka mulai dari saat ini Rp 1.200, Rp 800, Rp 400, hingga Rp 0. Dengan artian kembali ke harga normal dan menghilangkan BBM jenis Premium.
“Ini sepengetahuan saya loh ya. Jadi ujung-ujungnya kembali ke harga normal Rp 7.650, dan premium akan hilang,”paparnya.
Menurutnya program Langit Biru ini akan berujung pada harga normal Pertalite. Artinya tidak pakem dan bertahan lama di harga Rp 6.450. Selain itu, katanya, progam Langit Biru ini diberikan pada SPBU yang menjual BBM jenis Premium.
Namun, ketika disinggung salah satu SPBU di Ngoro yang menjual premium tetapi tidak mendapatkan program langit biru. Bagus Dwi mengakui memang program ini tidak merata dan wewenang penuh dari pihak Pertamina.
“Kalau nggak merata gini, memang saya akui pembeli bilang disana dapat banyak, kok disini dapat dikit? Kan memang disini harganya normal Rp 7.650 kan disana harga Rp 6.450 harga Premium,” paparnya.
Bagus Dwi tidak mempermasalah jika tidak mendapatkan program Langit Biru. Dia berharap juga, tidak mendapatkan program itu atau ditunjuk. Karena pandangnya akan berujung sama nantinya, dengan harga normal.
Selain itu dikatakan pula, saat ini tangki yang ada di SPBU nya terisi penuh semua, tidak ada tempat kosong jika diisi program Langit Biru.
Ditanya mengenai penurunan pembeli jika tidak ada program Langit Biru. Bagus menjawab pembeli masih normal dan banyak masyarakat yang belum tahu.
“Coba saja, nanti dipantau, dua bulan sekali harganya beda atau tetap. Intinya nggak masalah saya ndak mendapatkan, saya manut saja sama pihak Pertamina,” pungkasnya.