JOMBANG, (kabarjombang.com) – Hingga saat ini, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jombang belum mengalami penurunan. Sebab, di bulan Januari 2016 ini saja, pasien DBD mencapai 235 kasus. Dari jumlah tersebut, delapan orang penderita DBD dinyatakan meninggal dunia.
Pernyataan itu, disampaikan Bupati Nyono Suharli Wihandoko saat menjenguk pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang, Senin (1/2/2016). Dalam kesempatan tersebut, bupati juga memastikan bahwa korban meninggal akibat DBD selama Januari sebanyak 8 orang, bukan 6 orang. “Jadi, selama bulan Januari, korban yang meninggal akibat DBD sebanyak delapan orang. Sementara jumlah penderita sebanyak 235 pasien,” kata Nyono.
Terkait belum diberlakukannya status KLB (Kejadian Luar Biasa) pada penyakit dari Aedes Aegypti ini di Kota Santri, Bupati menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1501 tahun 2010, kondisi kasus DBD di Jombang belum masuk KLB. “Melihat CFR (Case Fatality Rate) tahun kemarin sebesar 2,6. Jika dua kali lipatnya, maka ketemu 5,2. Untuk kondisi sekarang baru 3,4. Maka Kabupaten Jombang belum bisa dinyatakan KLB,” paparnya.
Meski begitu, menurut Nyono, jika kasus DBD tidak bisa dibendung, maka pihaknya bersama DPRD telah menyiapkan anggaran tidak terduga untuk penanganan virus akibat gigitan nyamuk tersebut. Sayangnya, bupati enggan menyebut berapa besaran dana yang akan dicadangkan itu.
Sementara Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran membeberkan, kunjungan pasien DBD di rumah sakit yang dipimpinannya itu mengalami penurunan. Sebelumnya, dalam satu hari bisa 15 kunjungan, namun saat ini hanya hanya 5 kunjungan.
“Tren serangan DBD sudah mulai menurun. Saat ini kunjungan pasien DBD rata-rata 5 orang per hari. Padahal sebelumnya mencapai 15 orang pasien per hari,” kata Pudji saat di sela-sela kunjungan Bupati Jombang ke RSUD Jombang. (ari)