KABARJOMBANG.COM – Nasib nahas menimpa Silvia Utami (30) warga Dusun Kajangan Desa Kepukajang Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Pintu rumah yang ditempatinya rusak dan mobilnya hancur, setelah menjadi pelampiasan kemarahan 5 orang, yang masih tetangganya sendiri.
Tak hanya itu, Silvia mengaku, tangan kanannya mengalami luka memar. Sementara Aprilia, putrinya yang masih berusia 3 tahun menderita luka di bagian lutut, akibat terkena hantaman pintu rumah, lantaran kalah kuat saat saling dorong antara dia dengan kelima pelaku. Selain itu, Surati (50) ibu Silvia, pemilik rumah, jatuh pingsan ketika petaka itu terjadi.
“Engsel pintu rumah depan lepas. Pintu kamar rusak akibat dibuka secara paksa oleh pelaku. Tangan saya memar dan anak saya luka di lutut,” kata Silvia kepada KabarJombang.com, Senin (23/1/2016) petang.
Aksi saling dorong pintu dan berujung pengerusakan itu, lanjut Silvia, lantaran kelima pelaku yang kalap mencari keberadaan Khoirul Basori (47) suaminya, di dalam rumah. Tidak mendapati Basori di dalam rumah, akhirnya mereka melampiaskan kemarahannya dengan menyasar mobil sedan yang terparkir di depan rumah Silvi. Tak ayal, kaca mobil bagian depan, belakang, dan samping pengemudi, hancur berantakan setelah dipukul dengan batu.
Tak puas sampai disitu, pelaku mendorong ke jalan depan rumah, kemudian menjungkir mobil sedan tersebut hingga terbalik. “Kejadiannya sebulan yang lalu, tepatnya hari Jum’at, 23 Desember 2016, sekitar pukul 19.30 WIB. Yang kasihan itu anak saya yang kecil. Sampai sekarang mengalami trauma, dan tidak mau pulang ke rumah,” tuturnya sedih, didampingi suaminya.
Akibat peristiwa yang dialaminya itu, Silvia kemudian melaporkan ke Mapolres Jombang, pada Senin (26/12/2016). Kepada polisi, dia melaporkan tindakan kekerasan oleh kelima pelaku, yakni Pandi alias Takrib, Doni alias Copet, Sugianto, Jarwo, dan Yono. Semuanya warga Dusun Kajangan Desa Kepuhkajang Kecamatan Perak.
Silvia juga menuturkan, kejadian yang dialami itu diduga dipicu karena mereka tidak terima jika saudara dari salah satu kelima pelaku itu dilaporkan ke polisi oleh Basori, suaminya.
Saat itu, pada Jum’at (23/1/2016) sekitar pukul 13.00 WIB, Basori melaporkan Anam Hermanto (50), warga Dusun Kajangan Desa Kepuhkajang Kecamatan Perak, atas dugaan pengancaman ke Mapolsek Perak. “Niat saya, waktu itu, agar diselesaikan secara baik-baik di hadapan polisi, karena sebelumnya saya diancam dengan senjata tajam. Tapi dia tidak datang ke Mapolsek,” timpal Basori kepada KabarJombang.com
Basori menceritakan, kejadian tersebut berawal saat Anam yang datang ke rumah Surati (mertua Basori, red), tiba-tiba marah menanyakan hal yang berkaitan dengan mobil miliknya yang sudah laku dijual, sekitar pukul 11.45 WIB.
“Saat itu, saya sedang mencukur jenggot. Saya pikir dia mau beli pulsa seperti biasanya. Lha kok dia tiba-tiba marah dan menuduh saya mempengaruhi pembeli agar mobilnya tidak jadi dibeli,” tutur Basori yang mengaku bingung atas tuduhan yang dilontarkan Anam.
“Kamu bilang apa dengan pembeli mobil saya, katanya mobil rosok (rusak) kok dibeli,” lanjut Basori menirukan tuduhan Anam.
Tak hanya itu, Basori juga mengaku, saat itu dia diancam akan dipukul, sambil mencabut senjata tajam berupa badik yang berada dibalik bajunya. “Saya masih bingung dengan ancaman itu, karena saya tidak kenal pembeli mobil dia. Siapa namanya. Orang mana. Saya tidak tahu,” tandasnya.
Kepada KabarJombang.com, dia juga memperdengarkan bukti rekaman pihak yang disebut pembeli mobil Anam, yang didapatinya selang beberapa hari dari kejadian tersebut. Dalam rekaman itu disebutkan, pembeli mengaku tidak mengenal Basori, dan tidak pernah menyampaikan kata-kata “mempengaruhi” yang diterima dari Basori dan kemudian disampaikannya kepada Anam.
Tak hanya itu, dalam rekaman itu, pembeli bahkan mengaku jika dirinya sempat didatangi Anam, dan memintanya mengakui bahwa dirinya menerima kata-kata tersebut dari Basori. (rief)