KABARJOMBANG.COM – Meski memiliki latar belakang pendidikan dianggap cukup tinggi dengan bertitel sarjana, Namun hal tersebut tak akan menjamin seseorang untuk mudah mendapatkan pekerjaan. Seperti yang terlihat di Kabupaten Jombang. Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) tahun 2016 menyebutkan, ada sekitar 4 ribu orang lebih menjadi pengangguran di Kota Santri ini.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Jombang Heru Widjajanto, dari data yang dikantonginya, pengangguran di Jombang, memang didominasi oleh masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan rendah.
“Jumlah pengangguran lebih banyak didominasi masyarakat yang miliki ijazah Sekolah Dasar (SD) dan juga SMP,” terang Heru, Rabu (8/2/2017).
Namun, dirinya tak menampik jika jumlah pengguran yang memiliki latar pendidikan Sarjana dan Diploma juga masih banyak yang belum mendapatkan perkerjaan di Kota Santri. Meski jumlahnya tak sebanyak dengan latar pendidikan di bawahnya.
“Jumlah sarjana yang masih menjadi penganguran hanya sekitar 400 orang. Itu hitungan 10 persen dari jumlah pengangguran sebanyak 4 ribu yang ada di Jombang pada akhir tahun 2016,”ujarnya.
Jumlah tersebut juga disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah sarjana yang belum mendapatkan kerja. Faktor terbanyak, kata Heru, diantaranya adalah faktor latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan formasi yang saat ini dibutuhkan perusahaan di Jombang.
“Seperti kebanyakan perusahan di Jombang yang membutuhkan tenaga teknik. Namun yang melamar pekerjaan lulusan ekonomi. Kompetensinya tidak sesuai dengan formasi yang dibutuhkan. Ini juga menjadi faktor penyebab,” terangnya.
Selain itu, lanjut Heru, minimnya perusahaan di Jombang terkait penyerapan tenaga kerja sarjana juga minim. Sebab, saat ini banyak perusahaan di Jombang masih banyak membutuhkan tenaga kerja yang tidak harus memiliki keterampilan atau skill khusus.
Menurutnya, beberapa perusahaan yang saat ini bisa menyerap tenaga dari sumber pendidikan hanya sedikit. “Perusahaan yang masih menyerap tenaga kerja dengan SDM Sarjana diantaranya, PT Cheil Jedang PT Sengfong PT Mentari, PT Pie Hai, dan PT Venesia. Selain itu, perusahaan pembuat emas, dan pabrik sepatu masih membutuhkan. Tetapi jumlahnya tidak banyak. Sementara dari 740 perusahaan di Kabupaten Jombang, hanya ada 66 industri besar. Dan sebanyak 674 itu home industri,” pungkasnya. (aan)