JOMBANG, (kabarjombang.com) – Dampak banjir awal tahun 2016 di Kabupaten Jombang tidak hanya menggenangi ratusan rumah warga di beberapa desa. Tapi juga merendam ratusan hektar sawah. Akibatnya, tanaman padi yang baru selesai ditanam sepekan terakhir hanyut terbawa arus air.
Kawasan terparah melanda dua desa di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang, yakni Desa Pesantren Kecamatan Tembelang, dan Desa Balonggemek Kecamatan Megaluh.
Sebanyak dua ratusan hektare sawah petani terendam banjir selama dua hari. Akibat bencana ini, sebagian petani terpaksa menunda musim tanam mereka. Selain itu, bagi petani yang sudah menanam padi selama sepekan terakhir harus rela menderita kerugian jutaan rupiah akibat bibit padi yang sudah mereka tanam hanyut terbawa arus air.
Kepala Dusun (Kasun) Balongganggang, Desa Balonggemek, Sardi mengatakan, dirinya harus menderita kerugian Rp 6 juta akibat banjir yang merendam sawahnya.”Kerugian tersebut adalah biaya tanam serta biaya perawatan sawah sebelum musim tanam. Yakni untuk membajak sawah dan biaya buruh tani yang menanam,” ujarnya. Minggu (03/12/2015).
Selain itu, lanjut Sardi, dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan jika banjir surut. Hal ini dikarenakan dirinya harus mengulang proses pembibitan dan perawatan sawah guna menyambut musim tanam. “Belum lagi biaya perbaikan terasiring sawah yang hanyut kena air. Pasti lebih banyak lagi biayanya,” imbuhnya.
Masih menurut Sardi, banjir yang melanda desanya merupakan banjir kiriman. Jika curah hujan tinggi di kawasan Kabupaten Kediri dan Kecamatan Gudo, Jombang, bisa dipastikan desanya akan terendam banjir.
Hal senada juga diutarakan Mustofa, warga Desa Pesantren, Kecamatan tembelang, dirinya mengaku harus menunda musim tanam lantaran 1,5 hektar sawah miliknya terendam banjir. (ari)