MOJOWARNO, KabarJombang.com – Pengerjaan pengaspalan Hotmix jalan lingkungan di Dusun Wringin Jejer, Desa Gondek, Kecmatan Mojowarno, Kabupaten Jombang yang bersumber dari Anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pokir Dewan tahun anggaran 2025 dengan nilai sebesar Rp 175 juta, diduga syarat dengan penyimpangan saat proses pengerjaannya.
Disamping tidak sesuai spesifikasi teknis (spektek) maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB) informasi yang dihimpun, teryata proyek tersebut juga di pihak ketigakan oleh pemilik proyek Pokir Dewan ke kontraktor inisial (AD). Dan Parahnya lagi Kontraktor nakal tersebut demi untuk mengeruk keuntungan yang lebih besar menyiasati RAB, yang harusnya full menggunakan hotmix, namun ditambal menggunakan Lapen.
Salah satu kontraktor yang enggan disebut namanya mengatakan, apa yang terjadi di Desa Gondek adalah salah satu contoh perilaku yang biasa di lakukan oleh oknum kontraktor nakal yang mendulang keuntungan lebih dengan cara cara kotor. “Jujur saya sendiri adalah kontraktor mas tapi saya tidak akan melakukan cara2 kotor dan curang untuk mendapatkan keuntungan lebih seperti itu,” ungkapnya pada kabarjombang, Jumat (15/5/2025)
“Pada prinsipnya siapa sih kontraktor yang gak mau untung, tapi kan harus dilakukan dengan cara yang baik dengan menyesuaikan kualitas dan kuantitas sesuai dengan RAB dan Gambar Teknis bukan menyimpang dari RAB dan Gambar Teknis,” tambahnya.
Ia pun juga merinci perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk proyek di Desa Gondek tersebut. Contoh di item Pekerjaan Leveling Burtu/Lapen dengan Angaran Rp. 42.617.930,- jika melihat kondisi di lapangan hanya menghabiskan kurang lebih Anggaran Rp. 20.250.000.
“Ayo kita coba untuk menghitung secara kasar : Batu Pecah (2-3) butuh 3rit x Rp 1.700.000, Batu Pecah (1-2) Butuh 2 rit x Rp 1.700.000,- Aspal Butuh 5 Drum Rp 9.750,000, Pekerja 2 Hari Rp 2.000.000, untuk Pajak PPN PPh estimasi Rp. 4.000.000 sesuai RAB, jadi jika kita total semua Rp 19.150.000, jadi di item pekerjaan leveling keuntungan kontraktor kurang lebih Rp 23.467,000 atau 48%.
“Belum lagi Tonnase Hotmix melihat kondisi di lapangan jelas terlihat hanya 2,5 cm tidak sampai 5 cm ketebalannya berarti ada 50% Hotmix yang di duga tidak digelar mari kita hitung 1 Ton Hotmix Rp 1.500.000 jika di kalikan 34 Ton totalnya Rp. 51.000.000 jika keuntungan Hotmix di tambah keuntungan Lapen/Burtu Rp 23.467,000 luar biasa besar keuntungannya kurang lebih Rp 74.467.000 ini sudah bersih lo itu belum keuntungan mark up dari item lainya termasuk mobilisasi alat.” ungkapnya.
Ia juga menerangjan, kenapa fenomena ini terjadi pasti ada sebab musababnya. Karena, sudah bukan menjadi rahasia umum setiap Pokir Dewan Pasti ada Potongan fee 15% sampai dengan 20 % untuk Dewan pemilik pokir tersebut, belum lagi setor ke kapala Desanya.
“Ini yang menjadi penyebab kenapa setiap Pokir DPRD kualitas dan kuantitas gak ada yang bener, Setoran Fee nya kegedean dan banyak potongan belum kontraktornya nyari untung, Kembali lagi biaya politik juga mahal, wajar lah DPRD memotong besar ben balik modal,“ bebernya.
Selanjutnya, wartawan kabarjombang berusaha konfirmasi ke pemborong Proyek tersebut (AD) melalui via telpon dan viachat, namun tidak ada jawaban. Dan sampai berita ini ditayangkan wartwan kabarjombang masih berupaya konfirmasi ke anggota Dewan Pemilik Proyek pokir tersebut (slamet )