DIWEK, KabarJombang.com – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) kembali menemukan benda kuno di kawasan situs arkeologis di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro, Jombang.
Benda kuno itu bernama Ukel. Benda yang terbuat dari tanah ini biasa dipakai sebagai hiasan di ujung atap perumahan kuno. Benda tersebut ditemukan tergeletak di atas tanah saat tim dari BPCB Jawa Timur datang ke lokasi bersama Tim Geofisika dari Institut Tekhnologi Surabaya (ITS) dan Universitas Pertamina Jakarta.
Temuan benda kuno (Ukel) ini disebut makin memperkuat bahwa temuan arkeologis di dua lokasi, yakni Sugihwaras Kecamatan Ngoro dan Desa Bulorejo Kecamatan Diwek tersebut merupakan sebuah pemukiman bangsawan kuno. Sebab, jarak antara kedua desa cukup dekat, bahkan berbatasan langsung.
“Ini mencirikan Ukel, ini adalah Ukel, atau hiasan ujung atap. Menjadi ciri khas bahwa ini merupakan sisa pemukiman bangsawan yang ada di Situs Sugihwaras ini,” ujar Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho di lokasi, Selasa (10/12/2019).
Selain itu, dilokasi juga ditemukan benda jenis Vas yang menunjukkan dulunya tempat tersebut merupakan bagian dari peradaban yang cukup tinggi karena benda-benda tersebut merupakan barang-barang mewah di era-nya.
“Dari atap genting kemudian ada Ukel, kemudian sebaran struktur-struktur bata yang tersebar cukup luas. Toponimnya di sini adalah Kedaton, kuat dugaan di sini mungkin pernah berdiri sebuah Kedaton (Keraton) yang sebarannya mungkin 100 kali 100 meter,” paparnya.
Kedatangan BPCB Jatim bersama Tim dari ITS maupun Universitas Pertamina ke dua lokasi arkeologis ini sedianya untuk melakukan penelitian dengan metode Geo Radar, baik dengan listrik maupun magnetik.
Meski begitu, Wicaksono mempertegas bahwa pusat Kerajaan Majapahit adalah di Trowulan, Mojokerto yang hal tersebut juga sudah disepakati oleh para sejahrawan dan arkeolog.
“Tapi ada bekas pusat keraton lain yang ada di Sugihwaras, Jombang ini. Dari masa apa dan siapa, itu yang akan kita cari tahu melalui kajian lebih lanjut,” tandas dia.
Namun demikian, menurut Wicaksono, keberadaan temuan arkeologis Sugihwaras dan Bulurejo ini sangat berkaitan dengan Majapahit. Hal ini jika dilihat dari tipologi bata maupun tembikar halus di lokasi tersebut.
Saat disinggung apakah Sugihwaras dan Bulurejo dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit Barat, sementara Trowulan merupakan Majapahit Timur ? kata dia, hingga saat ini pihaknya masih belum menyimpulkan ke arah sana, namun berdasarkan ciri-ciri arkeologis benda-benda yang ada merupakan benda peninggalan era Majapahit.
“Genting juga hampir mirip dengan Trowulan. Apakah di sini keraton kecil, di sana (Trowulan) keraton besar, atau sebaliknya, ini yang akan kita cari,” sambung Wicaksono.
Sebelumnya, struktur-struktur bata kuno juga telah ditemukan para penambang pasir di lokasi tersebut.