JOMBANG, KabarJombang.com – Peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-102 di Masjid Agung Baitul Mukminin, Jombang, pada Senin (27/1/2025) malam berlangsung penuh makna. Mengusung tema ‘Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat,’ acara tersebut dihadiri ribuan warga NU dari berbagai wilayah, yang turut meneguhkan semangat persatuan dan kontribusi besar organisasi Islam terbesar di Indonesia ini bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman, dengan mencontoh teladan para pendahulu yang mampu menjaga kesatuan umat.
“Jombang adalah ibu kota NU. Kita harus mencontoh para pendahulu kita, bersatu dan berpegang teguh pada tali Allah, jangan sampai bercerai-berai,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng putri tersebut.
Kia Fahmi juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap NU, yang menurut survei memiliki 60 persen pengaruh di kalangan masyarakat Indonesia.
Selaras dengan itu, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gue Kikin), menegaskan posisi NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, yang sejak berdirinya pada 1926 telah berperan besar dalam menjaga persatuan umat.
“NU didirikan untuk menghindari perpecahan umat, dengan mengedepankan persatuan dan kebersamaan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng tersebut.
Gus Kikin juga mengajak warga NU untuk terus menjadikan perbedaan sebagai kekuatan dan bukan alasan untuk bermusuhan, mengingat sejarah NU yang terus menjaga ukhuwah Islamiyah dan keutuhan umat.
KH Ahmad Hasan, dalam kesempatan tersebut, juga mengingatkan bahwa harakah (gerakan) adalah kunci dari perjuangan NU. Mengutip dawuh KH Zulfa Mustofa, beliau mengungkapkan bahwa tanpa gerakan, tidak ada agenda dan visi yang jelas dalam kehidupan.
Pengasuh Pondok Pesantren Assaidiyyah 2 Bahrul Ulum tersebut menekankan tiga agenda utama NU yakni menjaga agama (Riayatud Diin), negara (Riayatud Daulah), dan manusia (Riayatud Naas), yang menjadi landasan perjuangan NU dalam memberikan manfaat bagi umat dan dunia.
Acara puncak ini turut dihadiri oleh PJ Bupati Jombang, Teguh Narutomo, yang memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran NU atas kontribusi besarnya dalam pembangunan agama, bangsa, dan negara.
Teguh Narutomo menyampaikan harapan agar NU tetap kokoh dalam menjalankan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang berlandaskan moderasi, keseimbangan, toleransi, dan keadilan.
“Tema Harlah ke-102 ini sangat relevan dengan tantangan zaman yang mengharuskan NU untuk terus beradaptasi dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengatasi persoalan sosial, ekonomi, dan keagamaan,” ungkap Teguh.
Teguh juga menegaskan bahwa NU memiliki peran penting dalam memupuk semangat toleransi dan menjaga persatuan antar umat beragama. Selain itu, ia berharap NU semakin aktif dalam memajukan pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, serta menjaga harmoni kehidupan beragama dan berbangsa.
Peringatan Harlah ke-102 ini bukan hanya menjadi momen untuk merefleksikan perjuangan dan pengabdian NU, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan Indonesia yang maslahat.
“Mari kita jaga dan amalkan tradisi-tradisi baik yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita, agar NU terus menjadi organisasi yang membumi dan bermanfaat bagi umat,” ajak Teguh.
Semangat persatuan dan khidmah yang disampaikan para tokoh NU pada peringatan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seluruh warga NU untuk terus bekerja bersama demi kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia.