MOJOWARNO, KabarJombang.com – Proses pemakaman EH, warga Dusun Mojodukuh, Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Jombang, sempat membuat warga Desa Gondek heboh sekaligus resah. Lantaran lokasi pemakamannya di TPU yang hampir sebagian besar masuk wilayah Desa Gondek.
Kepala Dusun (Kasun) Rejosari, Desa Gondek, Muhammad Nur Hadi mengatakan, sempat terjadi polemik soal lokasi pemakaman di TPU wilayahnya pada Sabtu pagi. “Warga sebelumnya mempertanyakan, kalau di Mojowangi ditolak. Kenapa kok malah dimakamkan di Dusun Rejosari,” ceritanya, Sabtu (4/4/2020).
Polemik itu kemudian reda, setelah ada klarifikasi Kades Mojowangi didampingi Muspika Mojowarno, di Desa Gondek sekitar pukul 14.00 WIB. “Kades Mojowangi mengatakan di sini, jika pihaknya tidak menolak pemakaman tersebut. Tapi biasanya memang warga Dusun Gondek kalau mengubur di wilayah sini,” lanjut Kasun Nur Hadi.
Dikatakannya, TPU tersebut merupakan wilayah perbatasan antara Dusun Mojodukuh Desa Mojowangi dan Dusun Rejosari Gondek. “Warga sini sebelumnya belum tahu, karena itu sudah sejak zaman dulu, nenek moyang,” katanya.
Dirinya menyayangkan, tidak adanya kabar dari RS Sukolilo Surabaya terkait adanya warga Dusun Mojodukuh yang meninggal diduga akibat Covid-19. “Meski menerima, warga sini tetap jengkel, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” lanjutnya.
Kasun Nur Hadi juga mengatakan, pihaknya mendengar kabar meninggalnya warga Dusun Mojodukuh diduga terjangkit virus Corona tersebut dari warganya habis magrib.
“Saat itu ada 4 mobil ambulans, di belakang sendiri itu Mobil Siaga Desa (MSD) Mojowangi. Sekitar jam 21.00 WIB ke atas, saya ngobrol dengan BPD, karena Kades tidak ada di rumah,” katanya.
Dia mengatakan, setelah mengantar jenazah semalam, ambulans tersebut tidak bisa kembali akibat terkendala jalan becek pasca hujan. Sementara MSD mengalami anjlok atau terjerembab dekat pabrik atau sekitar 100 meter dari jalan dusun setempat.
“Pagi agak siang, sempat terjadi kesepakatan warga Gondek membuat oret-oretan (surat) sebagai sikap penolakan bilamana ada orang meninggal karena virus Corona tidak diperkenankan dimakamkan di sini. Akhirnya situasi itu reda setelah siangnya ada klarifikasi dari Kades Mojowangi itu,” ujar kasun Muhammad Nur Hadi.