KABAR JOMBANG – Kemeriahan Pawai Budaya Jombang (PBJ) 2015 dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-70, diwarnai beredarnya surat palsu. Sejumlah peserta PBJ mengaku tertipu dengan surat yang ditandatangani Kepala Disporabudpar (Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata) Jombang, Imam Sutrisno.
Menurut pengakuan salah satu peserta, Udin (41), dua hari sebelum PBJ digelar, perusahaan tempatnya bekerja mendapat surat dari panitia PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional) setempat. Isinya, peserta PBJ diminta berdandan ala suku Asmat.
Pihak perusahaan pun menuruti permintaan itu, yakni bersiap diri dengan tubuh dicat warna hitam serta mengenakan rumbai-rumbai. Anehnya, jelang acara, pihaknya mendapat pemberitahuan dari panitia, bahwa permintaan tersebut tidak benar dan surat tersebut terindikasi palsu.
“Akhirnya kami tidak jadi berangkat untuk mengikuti PBJ. Padahal kami sudah siap berdandan ala suku pedalaman,” jelasnya, Sabtu (5/9/2015) siang.
Hal senada juga diungkapkan Andi (32), warga Kecamatan Gudo Jombang. Menurutnya, beberapa Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Gudo juga menerima surat serupa. Yakni, bupati meminta agar para kepala desa mengerahkan warganya, dalam PBJ tersebut. Kades dan warga juga diminta berdandan ala suku Asmat.
“Alasannya, karena Pak Bupati berasal dari Kecamatan Gudo. Makanya dalam PBJ warga Gudo diminta berdandan ala suku Asmat untuk mengiringi bupati,” kata Andik.
Warga baru mengetahui bahwa surat tersebut palsu saat sejumlah Kades mendatangi Kantor Disporabudpar guna melakukan kordinasi. “Ternyata Disporabudpar tidak pernah mengeluarkan surat tersebut,” katanya.
Meski begitu, masih ada saja peserta yang menganggap bahwa surat instruksi itu benar dari panitia PHBN. Buktinya, saat peserta PBJ berkumpul di Alun-alun setempat, terlihat rombongan yang berdandan hitam-hitam ala suku Asmat. Mereka adalah rombongan dari kelompok perbankan. Dalam PBJ tersebut, mereka naik mobil bak terbuka yang dihias sedemikian rupa.
Asisten I Pemkab Jombang Purwanto membenarkan adanya surat palsu itu. Dia menegaskan bahwa pihak panitia tidak pernah memerintahkan peserta PBJ berdandan menggunakan cat hitam. Dia menduga, ulah tersebut dilakukan oleh orang yang ingin mengacaukan PBJ.
“Memang benar, beredar surat palsu yang mengatasnamakan panitia PHBN. Dalam surat itu meminta agar peserta PBJ berdandan ala suku Asmat semua. Kita sudah beritahu ke peserta bahwa surat itu palsu. Makanya, kami meminta agar peserta tidak menuruti permintaan tersebut,” kata Purwanto sebelum pemberangkatan peserta pawai.
Sebagai informasi, sekitar pukul 12.30 WIB, Bupati Nyono Suharli Wihandoko melepas peserta PBJ 2015 yang start dari Alun-alun Jombang hingga finish stadion Jombang. Puluhan kendaraan dengan aneka hiasan menyusuri jalan-jalan protokol di kota santri. (*/rief)