JOGOROTO, KabarJombang.com – Griya Cinta Kasih (GCK) adalah sebuah yayasan yang menampung dan penyembuhan ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa). Yayasan ini, berada di Dusun Subentoro, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.
Di tengah pandemi corona yang hingga kini belum berakhir. Ketua sekaligus pengelola yayasan, Jami’in (59) mengaku sangat terdampak. Pasalnya, kata Jami’in, sejak pandemi mendera di bumi Indonesia pada Maret lalu. Yayasan GCK tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah.
“Disini yang punya NIK (nomor induk kependudukan) yang menerima itu keluarganya bukan orangnya sendiri. Yang tidak punya NIK seperti gelandangan ya malah tidak dapat,” ujarnya saat ditemui kabarjombang.com Kamis (6/8/2020) lalu.
Dikatakan, dalam pembangunan GCK, dibantu sebuah yayasan yang ada di Jakarta. Namun secara pengelolaan di kelola pihaknya sendiri.
Yayasan yang berdiri sejak 2005 ini tidak memiliki donatur tetap, yang ada partisipan-partisipan dan bakti sosial. Sedangkan dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini sangat sedikit partisipannya.
Jami’in menegaskan, tidak memungut biaya sepeserpun pada keluarga yang menitipkan keluarganya disini. Sehingga bantuan dari keluarganya tidak tentu juga.
Menurutnya, Yayasan GCK, dengan jumlah pasien ODGJ sekitar 300 orang ini, setiap bulannya kebtuhan yang harus dikeluarkan sekitar Rp 160 juta perbulan. Sedangkan dari bantuan dari pemerintah sebesar Rp 183 juta setahun.
Menyiasati inu, lanjut Jami’in, tidak semua orang ditampung seperti sebelumnya. Saat ini, GCK hanya menampung gelandangan dan orang yang tidak memiliki keluarga.
Dalam bertahan di kondisi seperti ini, Jami’in menjelaskan harus bekerja keras dengan menghidupkan usahanya. Yakni peternakan, penggergajian kayu, dan membuat tusuk sate. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ketrampilan orang-orang di yayasan ini.
Dalam satu bulan, tambahnya, Yayasan GCK menerima bantuan dari keluarga pasien paling besar sebanyak Rp 6 juta. Sehingga sangat kurang banyak sekali. Untuk menutupi kebutuhan tersebut, Jami’in menjual mobil miliknya.
“Tapi kita harus tetap tenang, karena ada Allah, dan rejeki pasti ada,” pungkasnya.