JOMBANG, KabarJombang.com – Mengeluh karena omset penjualan menurun serta tidak ada fasilitas umum. Pedagang Kaki Lima (PKL) Jombang wadul ke Fraksi Partai Golkar (FPG), Selasa (27/10/2020).
Para PKL yang semula berjualan di alun-alun Jombang ini mengatakan, selama direlokasi di Jl Dr Soetomo Jombang, omset penjualannya menurun.
Ketua PKL alun-alun Jombang, Shobirin mengatakan, selama berjualan di jalan Dr Soetom, pedagang sepi pembeli. Bahkan, fasilitas umum (Fasum) seperti kamar mandi dan tempat salat juga tidak ada, sehingga menyulitkan para pedagang.
“Sudah berjalan empat bulan, keseluruhan ada 250 pedagang yang pindah dari alun-alun. Tapi jadi banyak saat di Dr Soetomo. Karena bergabung dengan PKL lokasi lainnya, dari PKL stasiun, Kebonrojo, serta Jalan KH Ahmad Dahlan, “ucapnya pada KabarJombang.com.
Dikatakan, jika dibandingkan di alun-alun, omset penjualan di Jalan Dr Soetomo menurun drastis.
“Di alun-alun pedagang nasi bebek bisa mendapatkan Rp 500 sampai Rp 1 juta setiap malam, kini saat di relokasi kadang hanya mendapat Rp 100 ribu, habis di trasnport saja, “keluh Birin.
Kepada FPG para PKL menyampaikan setelah nanti alun-alun dibongkar pada tahun 2021 para PKL bisa kembali berjualan disana.
Sementara itu, anggota FPG DPRD Jombang, Andik Basuki Rahmat, menyebut untuk PKL alun-alun yang di relokasi semestinya disediakan fasum. Maka dari itu, pihaknya akan coba mendorong Pemkab Jombang untuk memberikan fasum di lokasi PKL Jalan Dr Soetomo.
“Akan kita upayakan, agar tetap diberi fasilitas umum. Namanya relokasi, jadi harus tetap diberikan fasum kepada mereka. Seperti kamar mandi,” ujar Andik yang juga Ketua Komisi A DPRD Jombang ini.