KABARJOMBANG.COM – Mendekati bulan suci Ramadhan, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti daging ayam hingga sayur mayur di pasar tradisional di Kabupaten Jombang mengalami kenaikan. Kenaikan terjadi sejak sepekan terakhir, dengan kisaran rata-rata sepuluh hingga dua puluh persen.
Akibat naiknya harga tersebut, beberapa pedagang mengeluhkan turunnya omzet hingga 50 persen. Seperti yang terjadi di Pasar Pon Jombang ini. Di pasar yang berada di jantung Kota Santri ini, harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Tak tanggung-tanggung, 5 kebutuhan pangan mengalami kenaikan cukup tinggi. Beberapa diantaranya, daging ayam, cabai, tomat, bawang putih, dan telor.
Harga pada daging ayam, menurut Endang Sriani (45) salah satu pedagang setempat mengatakan, sebelumnya harga daging ayam hanya Rp 26 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 28 ribu per kilogramnya.
“Mungkin stok yang kurang, serta tradisi menjelang bulan puasa menjadi salah satu pemicu kenaikan harga tersebut,” terangnya saat ditemui di lokasi, Rabu (10/5/2017).
Sementara pada harga sayuran seperti cabai, tomat dan bawang putih, mengalami kenaikan 10 persen. Untuk cabai, terang Hari Sukemi, pedagang sayur di lokasi, naik dari harga Rp 40 ribu rupiah menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya. Sedangkan cabai merah besar, sebelumnya Rp 25 ribu, kini naik menjadi Rp 35 ribu per kilogramnya.
Pada harga tomat, awalnya harga Rp 6 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 8 ribu perkilo. Untuk bawang putih, dari Rp 28 ribu per kilo, menjadi Rp 44 ribu. Dan telur ayam naik dari Rp 18 ribu menjadi Rp 21 ribu per kilogramnya.
“Tentu kita akan mengalami penurunan omzet atas kenaikan tersebut. Sebab, konsumen akan belanja lebih sedikit dari biasanya,” terang Hari.
Keluhan senada juga diutarakan Emi Nurhidayati, salah satu pembeli sembako di Pasar Pon. Menurutnya, kenaikan harga tersebut memang sudah menjadi tradisi. Tetapi dirinya merasa keberatan dengan naiknya harga sembako di Kota Santri.
“Ya kita meminta pemeritah bisa mengantisipasi kenaikan ini dengan beberapa cara. Sehingga rakyat kecil tidak sengsara atas kenaikan bahan pokok,” pungkasnya. (aan/kj)