KABAR JOMBANG – Kyai Ainul Yaqin SQ, Pengasuh Pondok Pesatren Hamalatul Qur’an (HQ), Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang mengaku prihatin dengan kondisi kisruh yang terjadi di Muktamar NU ke 33 di Alun-alun Jombang.
Menurut Mbah Yaqin, begitu kyai ini biasa dipanggil, kisruh yang terjadi di Muktamar menandakan bahwa para kyai sepuh dan panitia Muktamar meninggalkan tradisi para kyai pendiri NU. Mestinya, para kiai yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Muktamar melihat bagaimana cara kyai sepuh melahirkan dan membuat kebijakan di Nahdlatul Ulama.
“Dulu kyai sepuh selalu istikharah jika ingin memutuskan apa-apa. Lahirnya NU itu juga berdasarkan munajjad dengan jalan shalat malam, seperti yang dilakukan kyai Faqih, Maskumambang, Sidayu, Gresik. Istikharah beliau mendapat alamat seperti keterangan dalam Al Quran surat Al-Imron (ayat 103), yang kurang lebih artinya ikatkan, sambungkanlah dengan tali Allah jangan bercerai berai, setelah itu lahirlah NU,” tutur kyai yang hafidz Al-Qur’an ini.