DIWEK, KabarJombang.com – Bulan Muharram yang dikatakan orang Jawa sebagai bulan Suro. Adalah bulan kemenangan bagi ummat Islam.
Tradisi masyarakat Jawa yang masih ada di beberapa daerah saat 10 Muharram adalah membuat sajian khusus yaitu ‘jenang suro’.
Sebagai rasa syukur untuk peringatan Muharram, makanan ini masih dilestarikan beberapa masyarakat Jawa. Sebagaiman di Dusun Legarang, Desa Brambang, Kecamatan Diwek, Jombang. Di dusun ini, Jumat (28/8/2020) malam, bertepatan dengan malam 10 Muharram gelar acara syukuran dengan simbol jenang suro.
Terkait itu, Mbah Sarpik (90) warga tertua di Dusun Legarang mengatakan, tradisi syukuran 10 Muharram menggunakan jenang suro, adalah tradisi sejak turun temurun .”Yang pasti menggunakan simbul jenang suro setiap 10 Muharram adalah sebagai simbol kemenangan Islam, “ujarnya kepada KabarJombang.com, Sabtu (29/8/2020).
Mbah Sarpik menjelaskan, sebagai ungkapan rasa syukur dan tolak balak, sebelum adanya syukuarn jenang suro, melaksanakan puasa.
Sementara itu, jenang suro adalah bubur berbahan beras putih dengan toping di atasnya. Yaitu sambal goreng tempe, tahu, kentang ditambah lauk sesuai selera.